Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Dibayangi Virus Corona, Rupiah Diprediksi Naik ke Rp13.690

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pada perdagangan Senin (3/2) kurs rupiah kemungkinan bakal menguat tipis di rentang Rp13.583-Rp13.690.
Nasabah menghitung uang di sebuah Money Changer, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha
Nasabah menghitung uang di sebuah Money Changer, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – PT TRFX Garuda Berjangka memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat ke level Rp13.583 – Rp13.690  pada pekan pertama Februari.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pada perdagangan Senin (3/2) kurs rupiah kemungkinan bakal menguat tipis di rentang Rp13.583-Rp13.690.

Meskipun, pada perdagangan Jumat (31/1), rupiah ditutup melemah tipis ke level Rp13.650 dari penutupan sebelumnya di level Rp13.640 per dolar AS.

Ibrahim mengatakan penetapan virus corona sebagai darurat kesehatan global, maka pemerintah akan melakukan rapat kabinet untuk membahas penanggulangan virus corona. Hal ini bisa menenangkan kondisi pasar dan meyakinkan bahwa perekonomian dalam negeri stabil sehingga  arus modal asing kembali masuk.

“Di samping itu Bank Indonesia (BI) hari ini kembali menjadi pahlawan dengan  melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi di perdagangan DNDF,” katanya dalam siaran resmi yang dikutip Sabtu (1/2/2020).

Dari sisi global, ekonomi Amerika Serikat. telah didukung oleh belanja konsumen yang kuat mengimbangi kelemahan di bidang lain seperti investasi bisnis dan manufaktur. Dari sisi ketenagakerjaan, klaim pengangguran awal turun 7.000 ke 216.000 yang disesuaikan secara musiman.

Selain itu, Bank of England mempertahankan suku bunga acuannya di 0,75 persen. Tetapi beberapa analis telah menyarankan bahwa penurunan suku bunga di masa depan tidak sepenuhnya dari meja jika data ekonomi positif Inggris akhir-akhir ini memudar.

Adapun, data PMI manufaktur dan PMI non-manufaktur China untuk bulan Januari,  di level 50, sesuai dengan ekspektasi para analis. Artinya aktivitas manufaktur di posisi netral, tak terkontraksi maupun tak berekspansi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper