Bisnis.com, JAKARTA--Harapan pelaku pasar terhadap akan terjadinya Efek Januari atau January Effect semakin menipis seiring dengan terpaan sentimen negatif yang menimpa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Kendati dibuka menguat 0,22 persen ke level 6.124 pada perdagangan sesi pertama, Rabu (29/1/2020), sentimen negatif seperti perseteruan Iran-Amerika Serikat hingga virus corona yang merebak masih menghantui pelaku pasar.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher mengatakan sentimen global seperti kesepakatan dagang fase I antara China dan Amerika Serikat tidak cukup membantu dalam mendongkrak kinerja perdagangan saham. Aksi saling balas antara Iran dan Amerika Serikat malah membuat ketegangan tak kunjung mereda.
Dennies menambahkan, IHSG juga diterpa sentimen negatif dari merebaknya virus corona pada pertengahan Januari 2020 memperluas sentimen negatif ke berbagai sektor. Dia memperkirakan dalam jangka menengah indeks akan cenderung terkonsolidasi, terbantu dengan minimnya sentimen dari dalam negeri. Sementara itu, faktor global masih fokus pada terhadap penyebaran virus corona yang mematikan.
"Kinerja emiten juga diharapkan dapat cukup baik sehingga dividen yang dibagikan juga baik dan dapat kembali menarik investor masuk ke pasar saham," katanya kepada Bisnis.com, Rabu (29/1/2020).
Dia juga memprediksi potensi rebound untuk jangka pendek karena beberapa hari terakhir pasar terkoreksi cukup dalam. Pergerakan pasar saat ini, lanjut Dennies masih di sekitar area jenuh jual.
Baca Juga
Saham-saham yang bisa dicermati antara lain dari sektor telekomunikasi yaitu TLKM dan TOWR, kemudian dari berbagai sektor lainnya INDF, BSDE, serta WIKA.