Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Sampoerna Agro Tbk. bakal restrukturisasi utang dengan penerbitan obligasi dan sukuk ijarah senilai Rp600 miliar dengan kupon bunga minimal 9 persen.
Direktur Mandiri Sekuritas Shery Juwita Lestari, sebagai penjamin efek perseroan, mengatakan sekitar dana terkumpul akan digunakan untuk merestrukturisasi utang. “Sekitar 65 persen dana dari obligasi akan dipakai untuk merestrukturisasi utang sedangkan 35 persen akan dipakai untuk modal kerja,” katanya pada Selasa (28/1/2020).
Emiten berkode saham SGRO itu, lanjutnya, menargetkan bisa menghimpun dana sebesar Rp300 miliar dari penerbitan emisi obligasi. Perseroan akan melunasi utang kepada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) sebesar Rp 211,55 miliar.
Utang itu terbagi menjadi tiga bagian dengan jatuh tempo pada kuartal II/2021 dan kuartal II/2024. BBRI memberikan kupon bunga sebesar 10,75 persen kepada SGRO.
Adapun untuk emisi sukuk ijarah, SGRO menargetkan bisa menghimpun dana yang sama. Namun, 100 persen dana sukuk ijarah akan digunakan oleh perseroan untuk melunasi utang kepada BBRI sebesar Rp295 miliar dengan kupon bunga 10,75 persen. Utang ini akan jatuh tempo pada kuartal II/2024.
Sementara itu, Direktur Indo Premier Sekuritas Rayendra L. Tobing mengatakan SGRO menawarkan tenor yang berbeda yakni 3 tahun, 5 tahun dan 7 tahun. Menurutnya perseroan akan memberikan kupon bunga yang berbeda untuk tiap tenor.
“Untuk tenor 3 tahun kupon bunga 9,5 persen, tenor 5 tahun sekitar 9 persen--9,75 persen dan tenor 7 tahun 9,25 persen--10 persen,” katanya.
Menurutnya sejauh ini belum ada standing buyer untuk emisi surat utang SGRO. Namun dia optimistis bakal terserap sepenuhnya.
Dia menargetkan pada April mendatang obligasi dan sukuk ijarah perseroan sudah dapat diterbitkan. “Pasar obligasi saat ini sedang bagus, ada karena suku bunga sedang diturunkan oleh Bank Indonesia,” pungkasnya.