Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) menaikkan biaya tarif impor untuk produk baja turunan sebesar 25 persen dan 10 persen untuk produk aluminium untuk mendukung produsen dalam negerinya.
Presiden AS Donald Trump menandatangani kenaikan tersebut pada Jumat (24/1/2020) yang juga memperluas pengenaan tarif baja dan aluminium khasnya sehingga mencakup paku, staples, kabel listrik impor, dan beberapa bagian hilir yang masuk ke mobil dan traktor.
Dia mengatakan bahwa Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Meksiko dan Korea Selatan dibebaskan dari tarif tambahan untuk produk baja turunan, sedangkan untuk produk aluminium turunan negara yang dibebaskan dari tarif tambahan adalah Argentina, Australia, Kanada dan Meksiko.
Keputusan itu muncul hampir dua tahun setelah pemerintah AS menerapkan tarif impor baja mentah dan aluminium asing untuk mendukung kelangsungan industri dan meningkatkan produksi dalam negeri.
“Barang-barang aluminium dan baja sedang diimpor ke AS dalam jumlah tertentu dan keadaan seperti itu akan mengancam untuk mengganggu keamanan nasional AS,” tulis Presiden AS Donald Trump dalam pernyataannya seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (26/1/2020).
Sementara itu, Departemen Perdagangan AS mengatakan dalam sebuah pernyataannya bahwa baja struktural fabrikasi dari China, Meksiko, dan Kanada telah dijual dengan nilai kurang dari harga wajar, yaitu lebih rendah 6,7 persen di Kanada, 154,1 persen di China, dan 30,6 persen di Meksiko.
Baca Juga
Departemen Perdagangan AS juga mengklaim bahwa perusahaan baja dari China dan Meksiko telah menerima subsidi yang tidak adil dari pemerintah dengan tingkat hingga 206,5 persen untuk Cina dan hingga 68,9 persen untuk Meksiko sehingga baja dari negara tersebut dapat dijual lebih rendah dari harga pasaran.
Adapun, sejak pengenaan tarif impor baja dan aluminium pertama AS pada 2018, pemerintah AS mencatat terdapat penurunan impor baja dan aluminium yang signifikan tetapi justru produk turunannya seperti paku baja dan kabel aluminium telah meningkat.
Selain itu, sejak pemberlakuan tarif tersebut mendorong pembuat baja AS, termasuk Nucor Corp, US Steel Corp dan Steel Dynamics Inc. menikmati peningkatan laba, yang memberikan katalis bagi mereka untuk memulai kembali kapasitas baja atau membangun pabrik baru di negara tersebut.
Namun, untuk beberapa perusahaan aluminium termasuk Alcoa Corp dan Century Aluminium Co, mengalami penurunan pada harga sahamnya karena sentimen permintaan aluminium global yang menurun akibat tarif tersebut.
Penurunan tersebut juga didorong oleh lemahnya aktivitas manufaktur, dan karena meningkatnya pasokan domestik yang online.
Seperti yang diketahui, sejak awal pemerintahannya, Donald Trump telah menggunakan ancaman kenaikan tarif untuk mempengaruhi kebijakan dengan beberapa mitra dagangnya.
Pada awal pekan lalu, di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Donald Trump memperingatkan para pemimpin Eropa tentang hukuman baru jika mereka tidak mau berkompromi dalam kesepakatan perdagangan sebelum pemilihan AS pada November.
Di sisi lain, pada perdagangan Jumat (24/1/2020) harga aluminium di bursa London ditutup melemah 0,78 persen menjadi US$1.781 per ton, dan harga baja rebar melemah 0,11 persen menjadi US$436 per ton.