Bisnis.com, JAKARTA—Demo buruh yang menentang rancangan undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja berimplikasi negatif terhadap kinerja indeks harga saham gabungan, terutama sektor manufaktur.
Kepala Riset Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan demo buruh membuat situasi yang kurang kondusif, sehingga berdampak terhadap pasar modal atau IHSG. Demo juga secara otomatis melumpuhkan produksi manufaktur dalam waktu sehari.
“Yang terdampak langsung manufaktur karena hambatan produksi [akibat demo],” tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (20/1/2020).
Baca Juga
Pada penutupan perdagangan Senin (20/1/2020), IHSG melesu 0,74% atau 46,61 poin menjadi 6.245,04. Indeks sektor industri dasar (JAKBIND) dan indeks aneka industri (JAKMISC) kompak turun masing-masing 0,79%.
Lanjar menuturkan sebetulnya dalam RUU Omnibus Law, pemerintah berupaya mensejahterakan pengusaha dan pekerja. Oleh karena itu, perlu adanya pembenahan untuk menarik investasi lebih besar.
Peraturan Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja tidak juga menghilangkan poin-poin utama di dalam peraturan ketenagakerjaan sebelumnya. Namun, ada penambahan beberapa poin yang dianggap lebih pro terhadap pengusaha.
“Karena memang awalnya [Omnibus Law] bertujuan menarik minat pengusaha untuk investasi dan membuka lapangan kerja di Indonesia, sehingga target pengurangan pengangguran pemerintah tercapai,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel