Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Produksi Batu Bara Dipangkas, Ini Strategi Samindo Resources (MYOH)

Pemerintah berupaya menekan produksi batu bara 2020. Target volume produksi batu bara pada 2020 dipangkas 9,83% menjadi 550 juta ton. Bagaimana stratagi Samindo Resources?
(Dari kiri ke kanan) Direktur Independen Samindo Resources Ahmad Saleh, Direktur Utama Kim Jung Gyun, Investor Relation Ahmad Zaki usai rapat pemegang umum saham tahunan di Jakarta, Kamis (25/4/2019)./Bisnis-Azizah Nur Alfi
(Dari kiri ke kanan) Direktur Independen Samindo Resources Ahmad Saleh, Direktur Utama Kim Jung Gyun, Investor Relation Ahmad Zaki usai rapat pemegang umum saham tahunan di Jakarta, Kamis (25/4/2019)./Bisnis-Azizah Nur Alfi

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten jasa konstruksi pertambangan mengantisipasi risiko dampak keputusan pemerintah menurunkan produksi batu bara pada 2020.

Seperti diberitakan Bisnis, Pemerintah berupaya menekan produksi batu bara 2020. Target volume produksi batu bara pada 2020 dipangkas 9,83% menjadi 550 juta ton dari realisasi tahun lalu 610 juta ton.

Investor Relations Manager PT Samindo Resources Tbk. Ahmad Zaki mengatakan keputusan pemerintah untuk mengurangi volume produksi batu bara pasti akan berdampak bagi perseroan.

Menurutnya, kebijakan itu akan memengaruhi kinerja para operator tambang dan perusahaan pemilik konsesi tambang batu bara.

“Kemungkinan besar ada juga pengaruhnya sama kami, karena otomatis produksi dari operator akan berkurang dan mungkin saja salah satunya klien kami,” katanya kepada Bisnis baru-baru ini.

Salah satu klien besar emiten berkode saham MYOH ialah PT Kideco Jaya Agung yang merupakan anak usaha dari PT Indika Energy Tbk. (INDY).

INDY pada tahun ini akan mengurangi jumlah produksi menjadi 30,95 juta ton. Target itu turun 8,97% bila dibandingkan dengan 2019 sebesar 34 juta ton.

Zaki menambahkan untuk target produksi batu bara, overburden removal dan stripping ratio pada tahun ini belum difinalisasi. Begitu pula dengan anggaran belanja modal yang perlu dipersiapkan oleh perseroan. Sejauh ini, lanjutnya, perseroan masih melakukan proses negosiasi dengan klien.

Selain itu, emiten berkode saham MYOH itu juga masih mencari kontrak baru. Sebagaimana diketahui, kerja sama antara perseroan dengan PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) telah berakhir pada Desember 2019.

“Kontrak baru masih kami usahakan, target kami bisa dapat tahun ini,” katanya.

MYOH dan BYAN memiliki kontrak tambang selama 2,5 tahun dengan target produksi 1 juta ton batu bara dengan rasio pengupasan sekitar 17 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper