Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kesepakatan AS-China Hapuskan Ketidakpastian, Bursa Eropa Menguat

Bursa saham Eropa berakhir menguat pada perdagangan Kamis (16/1/2020) setelah penandatanganan kesepakatan perdagangan AS-China fase pertama menghilangkan sejumlah ketidakpastian jangka pendek.
Indeks Bursa Eropa/Reuters
Indeks Bursa Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa berakhir menguat pada perdagangan Kamis (16/1/2020) setelah penandatanganan kesepakatan perdagangan AS-China fase pertama menghilangkan sejumlah ketidakpastian jangka pendek.

Kesepakatan yang ditandatangani di Washington pada hari Rabu tersebut masih menimbulkan pertanyaan tentang komitmen pembelian barang-barang AS oleh China, sambil membiarkan tarif yang ada tetap berlaku.

Namun, prospek tidak adanya eskalasi lebih lanjut dalam perang perdagangan yang merusak secara ekonomi mendorong sentimen risk-on sedikit lebih tinggi.

"Investor mungkin tidak sedang mengantisipasi fakta tetapi hanya berhenti sejenak untuk berpikir bahwa kesepakatan telah ditandatangani yang juga merupakan sumber bantuan bagi kebanyakan orang," kata Russ Mold, direktur investasi di broker AJ Bell, seperti dikutip Reuters.

Indeks Stoxx Europe 600 ditutup menguat 0,2 persen, dengan indeks utama London tertinggal dibanding indeks regional lain. Perusahaan pendidikan Pearson menekan indeks dengan pelemahan hampir 9 persen jatuh karena menurunkan proyeksi laba untuk tahun ini.

Pelaku pasar akan mengalihkan fokus ke musim laporan keuangan pada pekan depan.

Saham-saham utilitas Eropa menyentuh level tertinggi sejak akhir 2008, didorong oleh penguatan saham pembangkit listrik RWE AG di tengah laporan bahwa pemerintah Jerman berencana untuk memberikan kompensasi senilai sekitar 2,6 miliar euro (US$ 2,9 miliar) untuk biaya terkait dengan rencana pengurangan penggunaan batu bara.

Saham Jerman datar setelah ditutup lebih rendah sehari sebelumnya karena data PDB yang mengecewakan. Pertumbuhan ekonomi di negara tersebut melambat tajam pada 2019, menyoroti dampak luas perang dagang terhadap permintaan ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper