Bisnis.com, JAKARTA — PT Schroder Investment Management Indonesia mengandalkan produk reksa dana campuran sebagai pilihan investasi seiring dengan masih memanasnya tensi geopolitik global.
Direktur & Fund Manager Schroders Indonesia Irwanti menyampaikan kondisi pasar masih diwarnai fluktuasi karena isu perang dagang dan masalah geopolitik. Oleh karena itu, perusahaan mengandalkan produk reksa dana campuran.
“Reksa dana campuran mampu memberikan fleksibilitas untuk berinvestasi di aset fixed income dengan kesempatan untuk tetap menangkap potensi di pasar saham,” paparnya dalam surat elektronik kepada Bisnis, Senin (13/1/2020).
Baca Juga
Untuk penambahan produk baru, Schroders akan melihat kebutuhan pasar. Yang jelas, lanjut Irwanti, sebagai active fund manager, perusahaan mengedepankan faktor fundamental dalam pemilihan isi portofolio baik saham maupun obligasi.
Pada 2020, diperkirakan pasar saham akan bertumbuh seiring dengan proyeksi kenaikan laba perusahaan sekitar 5%-8%. Reformasi hukum tenaga kerja dan omnibus law juga dipercaya memperbaiki iklim investasi, sehingga turut mendorong perekonomian.
Dalam pemilihan portofolio saham, pada tahun ini Schroders menerapkan strategi investasi defensif dengan berfokus kepada potensi hasil investasi jangka panjang. Adapun, untuk obligasi, perusahaan memerhatikan durasi portfolio surat utang untuk memaksimalkan return dengan mempertimbangkan risiko di pasar.
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai aktiva bersih reksa dana Schroders pada 2019 mencapai Rp40,72 triliun dari 32 produk. Hasil itu menempatkan perusahaan sebagai manajer investasi dengan NAB reksa dana keempat terbesar di Indonesia.