Bisnis.com, JAKARTA – PT Royalindo Investa Wijaya Tbk. (INDO) akan menggunakan dana hasil penawaran umum perdana untuk mengembangkan dua lahan melalui entitas anak usahanya yakni PT Mulia Arta Nusantara dan PT Semangat Bangun Nusantara.
Corporate Secretary Royalindo Investa Wijaya Ko Sugiarto mengatakan dana hasil initial public offering (IPO) senilai Rp94 miliar akan digunakan perseroan untuk membangun fasilitas indekos di Tebet dan di dekat stasiun Gondangdia.
Masing-masing lahan milik anak usaha perseroan itu memiliki luas sebesar 1.000 meter persegi yang mencakup 120 hingga 150 kamar. Pembangunannya akan menambah kapasitas kamar yang dimiliki menjadi hingga 500 kamar.
Ko menyebutkan bahwa saat ini pihaknya tengah mengurus perizinan terkait agar pembangun dapat dilaksanakan pada Maret tahun ini dan selesai pada akhir tahun depan.
“Estimasi pendanaan untuk sementara belum bisa kami beritahukan angka pastinya. Termasuk rencana belanja modal dan target lainnya, kami masih melihat hasil IPO terlebih dahulu. Terkait rencana ekspansi lanjutan, kami juga belum ada karena masih fokus membangun dua hal ini. Kami enggak muluk-muluk dulu,”jelasnya, Senin (13/1/2020).
Selain menggunakan dana penawaran umum perdana atau IPO, dana internal hasil dari penjualan PT Bank Royal Indonesia akan digunakan untuk pengembangan usaha dalam membeli lahan-lahan di lokasi-lokasi lain yang strategis.
Baca Juga
Berdasarkan prospektus perusahaan, Royalindo Investa Wijaya melepas saham PT Bank Royal Indonesia kepada PT Bank Central Asia Tbk. pada 31 Oktober 2019. Dari transaksi itu, emiten bersandi INDO tersebut mengantongi dana Rp817,06 miliar.
Pihaknya menyasar sektor indekos dibandingkan dengan properti recurring income lainnya, seperti perhotelan lantaran menilai paling cocok dengan target pasar masyarakat Indonesia. Pasalnya, banyak masyarakat yang masih memilih untuk tinggal di lokasi yang tidak jauh dari perkantoran. Pihaknya akan mematok tarif dimulai dari kisaran Rp1,5 juta–Rp2 juta.
Hingga Juni 2019, INDO tercatat memiliki aset senilai Rp1 triliun dan ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp419 miliar. Pendapatan usaha senilai Rp703 juta dan laba senilai Rp129 juta.