Bisnis.com, JAKARTA - Kepemilikan asing dalam instrumen surat berharga negara (SBN) tumbuh sebesar 19,1% sepanjang 2019.
Dikutip dari data Departemen Informasi Pasar dan Riset Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), Rabu (8/1/2020), kepemilikan asing sepanjang 2019 tumbuh 19,1% yakni dari Rp893,25 triliun pada akhir 2018 menjadi Rp1.062,62 triliun pada akhir 2019. Artinya, dana asing yang masuk sebesar Rp169,37 triliun selama 2019.
Adapun, pertumbuhan dana asing ke pasar SBN pada 2019 melampaui realisasi pada 2018 yang tercatat hanya sebesar 6,83%. PHEI mencatat aliran dana asing yang cukup deras pada instrumen SBN dipicu oleh kepercayaan diri investor terhadap kondisi ekonomi makro Indonesia di tengah tren perlambatan ekonomi global.
Selain itu, perbaikan kredit utang RI oleh S&P yakni dari BBB- menjadi BBB turut mengerek daya tarik aset Tanah Air. Terakhir, penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia dilakukan sebanyak empat kali yakni sebesar 100 basis poin dari 6% ke 5%.
Dari sisi pergerakan imbal hasilnya, sepanjang 2019 cenderung bullish dengan penurunan tertinggi dicapai oleh obligasi tenor pendek atau kurang dari 5 tahun yakni sebesar 143,85 basis poin.
Untuk SUN seri-seri acuan, tercatat seri FR0077 brrtenor 4,44 tahun mengalami penurunan rata-rata yield terbesar yakni 139,82 basis poin dari level 7,76% menjadi 6,36%.
Baca Juga
Lalu, seri FR0068 dengan tenor 14,58 tahun mencatatkan penurunan rata-rata yield terkecil yakni 76,73 basis poin dari 8,31% menjadi 7,54%.
Terlepas dari itu, seri yang paling aktif diperjualbelikan di pasar yakni seri FR0075 dengan total frekuensi sebanyak 31.407 kali transaksi. Sementara itu, seri FR0078 ditransaksikan dengan total volume terbesar sepanjang 2019 yakni mencapai Rp624,85 triliun.