Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya pada akhir perdagangan awal pekan ini, Senin (16/12/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup menguat 0,23 persen atau 14,27 poin ke level 6.211,59, setelah dibuka melemah hanya 0,004 poin ke level 6.197,314.
Pada perdagangan Jumat (13/12), indeks mengakhiri pergerakannya di zona hijau yakni level 6.197,32 dengan penguatan 0,94 persen atau 57,92 poin.
Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak pada kisaran 6.197,31-6.237,92.
Enam dari sembilan sektor berakhir di zona hijau, dipimpin sektor aneka industri yang menguat 1,52 persen dan perdagangan yang naik 1,01 persen. Tiga sektor lainnya melemah, didorong oleh sektor industri dasar yang turun 0,81 persen.
Dari 668 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 220 saham menguat, 192 saham melemah, dan 256 saham stagnan.
Baca Juga
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing naik 1,17 persen dan 1,82 persen menjadi pendorong utama kenaikan IHSG.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan November 2019 tercatat mengalami defisit sebesar US$1,33 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, defisit tersebut sejalan dengan kinerja impor November 2019 yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja ekspor November 2019.
"Secara total kinerja impor November 2019 mencapai US$15,34 miliar sehingga kalau dibandingkan dengan kinerja ekspor, terjadi defisit sebesar US$1,33 miliar," katanya, Senin (16/12/2019).
Menurutnya, defisit pada November 2019 ini masih jauh lebih baik jika dibandingkan dengan defisit November 2018 sebesar US$2,05 miliar
Sementara itu, kinerja impor November tercatat naik sebesar 3,94 persen dibandingkan dengan Oktober 2019 dan kinerja ekspor pada November 2019 tercatat US$14,01 miliar atau turun 6,17 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Mayoritas bursa saham di Asia menguat, dengan indeks Shanghai Composite menguat 0,56 persen, sedangkan indeks CSI 300 naik 0,49 persen. Adapun indeks S&P/ASX 200 Australia memimpin dengan lonjakan 1,63 persen.
Ryan Felsman, ekonom senior di CommSec, mengatakan kesepakatan perdagangan dan risiko Brexit yang surut setelah pemilihan umum Inggris memenangkan partai Konservatif memberikan dukungan untuk sentimen di Australia.
“Surplus anggaran Australia yang lebih rendah dari perkiraan karena ekonomi yang lesu juga telah membangun harapan oleh pasar untuk pelonggaran lebih lanjut dari Reserve Bank of Australia," katanya, sepertti dikutip Reuters.
Investor China awalnya memiliki reaksi yang minim terhadap berita perdagangan. Tetapi setelah sesi pagi yang lesu, indeks CSI300 berubah menguat, didorong oleh data yang menunjukkan pertumbuhan output industri China dan penjualan ritel melonjak lebih dari yang diharapkan pada bulan November.
Di sisi lain, Nikkei 225 Jepang menyerah pada aksi ambil untung, ditutup melemah 0,29 persen setelah melonjak hingga 2,55 persen ke penutupan tertinggi 14 bulan pada hari Jumat.
Perjanjian "fase satu" menangguhkan putaran tarif AS pada daftar impor China senilai US$160 miliar yang dijadwalkan mulai berlaku pada hari Minggu. AS juga sepakat untuk membagi dua tingkat tarif, di antaranya menjadi 7,5 persen untuk impor senilai US$120 miliar barang-barang China.
Felsman mengatakan investor ingin lebih detail dan pengurangan tarif AS mungkin mengecewakan beberapa orang yang mencari tindakan yang lebih agresif.
Saham-saham pendorong IHSG: | |
---|---|
Kode | Kenaikan (persen) |
BBRI | +1,17 |
ASII | +1,82 |
HMSP | +1,46 |
UNTR | +3,90 |
Saham-saham penekan IHSG: | |
---|---|
Kode | Penurunan (persen) |
BYAN | -16,38 |
CPIN | -2,94 |
UNVR | -0,79 |
TLKM | -0,50 |
Sumber: Bloomberg