Bisnis.com, JAKARTA - PT Profesional Telekomunikasi Indonesia atau Protelindo, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) memeroleh pinjaman senilai Rp650 miliar dari Bank HSBC guna memenuhi persyaratan pendanaan umum.
Dikutip dari keterbukaan informasi, Selasa (3/12/2019), pada 29 November 2019, Protelindo dan Bank HSBC telah meneken perjanjian pemberian fasilitas. Melalui penandatanganan tersebut, perusahaan mendapatkan Rp650 miliar sebagai belanja persyaratan pendanaan umum korporat. Adapun, jangka waktu pinjaman tersebut berjalan selama tiga tahun.
Sekretaris Perusahaan TOWR, Irfan Ghazali mengatakan tidak terdapat dampak material apapun terhadap kegiatan operasional hingga kondisi keuangan atas keputusan tersebut.
"Jumlah fasilitas pinjaman berjangka sejumlah Rp650 miliar. Tujuan membiayai persyaratan pendanaan umum dari Protelindo," katanya.
Pada medio 2019, anak usaha TOWR lainnya yakni Iforte pun mendapatkan pinjaman sebesar Rp800 miliar dari Bank Permata. Pinjaman dengan tenor 12 bulan itu digunakan untuk belanja modal.
Dikutip dari laporan keuangannya, laba pada periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk TOWR pada periode Januari-September 2019 mencatatkan penurunan sebesar 6,39% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni dari Rp1,70 triliun menjadi Rp1,6 triliun.
Emiten yang mengandalkan kegiatan melalui sewa menara itu meraup laba periode berjalan yang lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, perseroan tak mampu mengecap pertumbuhan laba yang sama dengan periode yang sama tahun 2018 yakni saat itu perseroan mencapai pertumbuhan laba sebesar 4,88%.
Kendati laba yang turun tipis, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp4,65 triliun sepanjang 2019 atau naik 7,12% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018. Sayangnya, capaian pertumbuhan pendapatan kali ini tak sebesar di periode yang sama tahun lalu dengan pertumbuhan sebesar 9,23%.
Dari total pendapatan di tahun ini, perseroan mengandalkan lini usaha sewa menara yang juga mengalami pertumbuhan tipis sebesar 3,47% dari Rp3,97 triliun menjadi Rp4,11 triliun. Usaha lainnya yang berkontribusi cukup besar yakni sewa satelit VSAT yakni menyumbang Rp196,26 miliar atau tumbuh 14,18% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp171,89 miliar.
Terakhir, lini usaha sewa Metropolitan Wireless Fiber Optic (MWIFO) yakni jaringan serat optik dan nirkabel guna layanan internet broadband dan virtual private network. Adapun, di lini sewa menara, pendapatan tertinggi berasal dari sewa menara oleh Hutchison Tri Indonesia yakni sebesar Rp1,49 triliun atau tumbuh 3,55% dari Rp1,45 triliun.
Kemudian, sewa menara oleh PT XL Axiata Tbk. (EXCL) menyumbang pendapatan sebesar Rp1,36 triliun atau tumbuh 13,44% dari Rp1,19 triliun. Lalu, diikuti PT Telekomunikasi Selular dengan Rp835,89 miliar atau tumbuh 3,72% dari Rp805,87 miliar.