Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemarin Bergerak Terbatas, Bagaimana Gerak Rupiah Hari Ini?

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim memprediksi rupiah kemungkinan masih akan melemah tipis akibat gesekan eksternal dan internal yang cukup kuat, yaitu di kisaran Rp14.055 per dolar AS hingga Rp14.112 per dolar AS.
Karyawati Bank Mandiri menghitung mata uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Selasa (12/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawati Bank Mandiri menghitung mata uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Selasa (12/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah bergerak terbatas pada perdagangan Selasa (26/11) akibat ditekan dari dua sisi yang berlawanan. Lalu, bagaimana pergerakannya hari ini, Rabu (27/11/2019)?

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim memprediksi rupiah kemungkinan masih akan melemah tipis akibat gesekan eksternal dan internal yang cukup kuat, yaitu di kisaran Rp14.055 per dolar AS hingga Rp14.112 per dolar AS.

Ia mengatakan bahwa rupiah mendapatkan tekanan dari komentar Ketua The Fed Jerome Powell yang mengisyaratkan bahwa bank sentral AS kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuan dan tidak melakukan pemangkasan lagi.

“The Fed sangat berkomitmen untuk menargetkan tingkat inflasi AS sebesar 2%, Powell mengatakan dalam pidato Selasa dini hari (26/11),” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (26/11/2019).

Namun, Powell mencatat bahwa inflasi telah berjalan jauh di bawah target 2019 meskipun ada tiga pemotongan suku bunga selama empat bulan terakhir. Seperti yang diketahui, Bank Sentral AS telah memangkas suku bunga acuan seperempat poin ke kisaran yang ditargetkan pada 1,5% -1,75% pada pertemuan Oktober.

Proyeksi tidak adanya pemangkasan suku bunga acuan AS menjadi sentimen negatif bagi rupiah karena dengan pemangkasan suku bunga maka dolar AS akan bergerak melemah sehingga menjadi potensi rupiah untuk menguat.

Kendati demikian, di sisi lainnya rupiah mendapatkan dukungan dari laporan terbaru Fitch Ratings yang menyebutkan prospek laju ekonomi Indonesia cenderung stabil meskipun di tengah kondisi ekonomi global yang lesu akibat ketidakpastian geopolitik seperti perang dagang AS dan China serta Brexit.

Fitch Raitngs menilai Indonesia tidak terduga menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil dibandingkan negara-negara lainnya.

Hal ini didukung oleh penyangga keuangan yang memadai dan masih terbuka-nya ruang kebijakan untuk menopang permintaan domestik, yang ditunjukan dari rasio total hutang terhadap PDB yang masih dibawah ambang batas.

Berdasarkan data Bloomberg, kemarin rupiah ditutup di level Rp14.088 per dolar AS, melemah tipis 0,02% atau 2,5 poin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper