Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas batangan produk dalam negeri, PT Aneka Tambang (Antam) Tbk., terus membukukan penurunan mengikuti koreksi harga emas di pasar spot akibat sinyal membaiknya kondisi ekonomi global.
Berdasarkan data situs logammulia.com, pada perdagangan Selasa (26/11/2019) harga emas Antam menyentuh level terendahnya dalam perdagangan 2 pekan terakhir, di level Rp743.000 per gram. Posisi tersebut turun Rp4.000 per gram dari perdagangan sebelumnya.
Sementara itu, harga jual kembali (buyback) emas Antam hari ini turun Rp3.500 per gram dibandingkan kemarin. Harga buyback dipatok senilai Rp658.000 per gram.
Analis PT Maxco Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan bahwa pergerakan emas Antam mengikuti harga emas di pasar spot yang tengah berdarah-darah pasca pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell terkait suku bunga acuan AS pada Selasa dini hari (26/11).
“Komitmen The Fed untuk menjaga tingkat inflasi AS sebesar 2% dalam jangka panjang mengindikasikan bahwa The Fed tidak akan menurunkan suku bunganya dalam waktu dekat, yang melemahkan harga emas,” ujar Suluh kepada Bisnis, Selasa (26/11/2019).
Selain itu, sentimen semakin dekatnya kesepakatan dagang parsial antara AS dan China juga menjadi pemicu lainnya yang melemahkan emas, karena investor cenderung melarikan diri dari aset investasi aman dan beralih ke aset berisiko. Hal tersebut pun tercermin dari indeks dow jones AS yang kembali menyentuh rekor terringgi terbaru.
Suluh mengatakan bahwa saat ini emas spot kembali menguji level support kuat di US$1.445 per troy ounce yang secara teknikal akan membentuk double bottom sehinnga diperkirakan emas akan kembali menanti spekulator untuk membeli emas di harga rendah.
Pergerakan harga emas saat ini secara teknikal mendukung untuk menguat, tetapi secara fundamental sangat berat bagi emas untuk menguat.
Oleh karena itu, dia memperkirakan emas Antam akan terus bergerak menurun sepanjang pekan ini walaupun potensi untuk berbalik menguat cukup besar. Dia mengatakan bahwa sama halnya seperti emas di pasar spot, pasar akan jenuh terhadap harga emas di bawah dan menjadi kesempatan untuk membeli di saat harga murah.
Selain itu, dia menilai harga emas Antam tidak akan kembali ke sekitar level Rp600.000 per gram, rata-rata harga emas pada paruh pertama tahun ini.
“Emas antam akan kembali ke Rp600.000 per gram jika emas spot turun di bawah US$1.400/ per troy ounce dan rupiah menguat ke level Rp13.000 per dolar AS dan saya rasa tidak akan kesitu,” papar Suluh.
Dia memperkirakan harga emas Antam akan bergerak di kisaran Rp730.000 per gram - Rp750.000 per gram hingga akhir tahun ini.
Seperti yang diketahui, emas Antam pada paruh kedua tahun ini mengalami reli luar biasa hingga menyentuh level tertingginya sepanjang masa, di level Rp775.000 per gram dibandingkan dengan harga pada awal perdagangan tahun ini di level Rp665.000 per gram.
TETAP MENARIK
Reli tersebut diakibatkan eskalasi perang dagang antara AS dan China yang semakin memperburuk proyeksi perlambatan ekonomi global sehingga membuat investor khawatir terhadap prospek resesi dan mulai berlindung di balik aset investasi aman, termasuk emas batangan.
Kendati emas batangan cenderung menjadi lebih mahal dan umumnya akan melemahkan permintaan, masyarakat saat ini justru menaruh ketertarikan lebih terhadap emas batangan dan mengabaikan harga tersebut. Hal itu tercermin dari total penjualan emas batangan oleh PT Antam Tbk sepanjang tahun berjalan.
VP Precious Metal Sales & Marketing UBPP Logam Mulia PT Antam Tbk Iwan Dahlan mengatakan bahwa total penjualan emas batangan PT Antam sepanjang tahun berjalan telah mencapai 31 ton. Angka tersebut melebih target penjualan emas Antam tahun ini sebanyak 30 ton.
“Jika dibandingkan dengan tahun lalu, emas hanya terjual sebesar 26 ton, sehingga memang tahun ini permintaan lebih banyak,” ujar Iwan saat ditemui Bisnis, belum lama ini.
Bahkan, pada kuartal ketiga tahun ini, komposisi penjualan PT Antam Tbk telah didominasi oleh emas yaitu mencapai 71% dengan nilai Rp17,52 triliun, padahal harga tengah bergerak lebih tinggi. Adapun, PT Antam Tbk menargetkan penjualan emas batangan pada 2020 mencapai 35-36 ton.
Dia menilai pemahaman masyarakat terhadap penyimpanan emas sebagai instrumen investasi untuk melindungi nilai di tengah gejolak ekonomi global semakin baik sehingga menyebabkan penjualan emas membaik.
Dia juga mengatakan bahwa milenial kini juga sudah mulai menaruh perhatian lebih terhadap investasi emas batangan. Dia menuturukan kenaikan pembelian emas batangan oleh milenial berhasil naik sekitar 5% hingga 10%.