Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Selasa (19/11/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, setelah dibuka stagnan, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 11 poin atau 0,08 persen ke level Rp14.090 per dolar AS pada pukul 08.18 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Senin (18/11/2019), nilai tukar rupiah ditutup di level Rp14.079 per dolar AS dengan depresiasi tipis sebesar 2 poin atau 0,01 persen.
Bersama rupiah, mata uang lainnya di Asia rata-rata ikut terdepresiasi pada Selasa (19/11) pagi. Depresiasi terdalam dibukukan won Korea Selatan yang melemah 0,38 persen terhadap dolar AS pada pukul 08.18 WIB.
Sebaliknya, yen Jepang, yang bersifat sebagai safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik, menguat sendiri terhadap dolar AS dengan besaran 0,14 persen.
Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama terpantau naik tipis 0,060 poin atau 0,06 persen ke level 97,854 pada pukul 08.08 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Baca Juga
Pada perdagangan Senin, indeks dolar melemah 0,21 persen atau 0,205 poin dan berakhir di level 97,794, penurunan hari perdagangan ketiga beruntun sejak Kamis (14/11).
Dilansir dari Reuters, dolar AS melemah pada perdagangan Senin (18/11) setelah CNBC melaporkan bahwa China merasa pesimistis soal mencapai kesepakatan perdagangan dengan pemerintah Amerika Serikat.
“Dolar mencoba untuk menguat menembus level 109 yen, tetapi tidak bisa karena kekhawatiran tentang kesepakatan perdagangan,” ujar Junichi Ishikawa, pakar strategi forex di IG Securities.
Pada saat yang sama, pedagang mata uang juga bersikap hati-hati atas dolar AS setelah Presiden Donald Trump bertemu Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell pada Senin (18/11) di tengah kritik dari Trump bahwa The Fed belum cukup menurunkan suku bunga.