Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham Asia menguat pada perdagangan Selasa (19/11/2019), karena investor menunggu berita yang lebih jelas mengenai negosiasi AS-China untuk mencapai kesepakatan awal guna mengakhiri perang dagang.
"Ada sejumlah keraguan apakah kesepakatan fase pertama dapat dicapai," kata Wisnu Varathan, kepala ekonom dan analis di Asia Treasury Department, Mizuho Bank, seperti dikutip Reuters.
"Kecurigaannya adalah bahwa ada lebih banyak persoalan yang harus diperbaiki daripada yang diperkirakan sebelumnya," lanjutnya.
Sementara itu, harapan bahwa Beijing akan memberikan beberapa stimulus ekonomi memberikan dorongan terhadap gerak indeks.
Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang menguat 0,3 persen, dengan indeks Shanghai Composite dan CSI 300 menguat masing-masing 0,85 persen dan 1 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup menguat 1,55 persen.
Di sisi lain, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang ditutup melemah 0,23 persen dan 0,53 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,34 persen. Sementara itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau melemah 0,05 persen pada pukul 15.24 WIB.
Semalam, CNBC melaporkan Beijing bersikap terhadap prospek perjanjian perdagangan dengan AS. Sebaliknya, perpanjangan lisensi yang diberikan oleh Washington terhadap perusahaan-perusahaan AS untuk melakukan bisnis dengan raksasa telekomunikasi China, Huawei, membuka kemungkinan kesepakatan dapat tercapai.
Namun, tidak satu pun yang memberikan kejelasan mengenai kemajuan dalam negosiasi, dan perdagangan yang lesu menunjukkan optimisme atas prospek untuk kesepakatan yang mulai melemah.
"Semakin lama kita melanjutkan, semakin banyak kekhawatiran akan muncul. Kenyataannya adalah waktu terus berjalan," kata Michael McCarthy, kepala analis pasar di CMC Markets.
Batas waktu berikutnya adalah 15 Desember, ketika putaran tarif tambahan AS untuk barang China dijadwalkan akan berlaku.