Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi super tipis di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (19/11/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG turun hanya 0,28 poin ke level 6.122,35 pada akhir sesi I dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Senin (18/11), indeks mengakhiri pergerakannya di level 6.122,62 dengan koreksi tipis 0,09 persen atau 5,72 poin.
Sebelum kembali ke zona merah, indeks sempat menguat setelah dibuka rebound 0,23 persen atau 14,31 poin di posisi 6.136,94 pada Selasa (19/11) pagi. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak fluktuatif di level 6.115,22 - 6.140,7.
Lima dari sembilan sektor menetap di zona merah pada akhir sesi I, dipimpin pertanian (-0,93 persen) dan properti (-0,56 persen). Empat sektor lainnya mampu parkir di zona hijau, dipimpin aneka industri (+0,29 persen).
Adapun sebanyak 135 saham menguat, 227 saham melemah, dan 300 saham stagnan dari 662 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Baca Juga
Saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang masing-masing turun 3,08 persen dan 1,10 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG pada akhir sesi I.
Menurut tim riset MNC Sekuritas, IHSG berpotensi akan terkoreksi kembali pada perdagangan hari ini setelah mengakhiri pergerakannya pada perdagangan Senin (18/11) di zona merah.
"Selama IHSG belum mampu menembus level 6.275 dan 6.350 maka kami perkirakan IHSG masih berpotensi terkoreksi kembali," tulis Tim Riset MNC Sekuritas dalam riset harian.
Hari ini diperkirakan IHSG akan bergerak ke area 6.160-6.200. Investor juga disarankan untuk memperhatikan area 5.987 sebagai support terakhir.
Berbanding terbalik dengan IHSG, indeks Bisnis-27 mampu naik 0,27 persen atau 1,46 poin ke level 539,69, sedangkan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index menguat 0,44 persen atau 2,95 poin ke posisi 680,99 pada akhir sesi I.
Sementara itu, indeks saham lain di Asia bergerak variatif, dengan indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing turun 0,42 persen dan 0,25 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,42 persen.
Sebaliknya, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing mampu menguat 0,47 persen dan 0,62 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong naik tajam 1,08 persen.
Bursa Asia bergerak variatif saat investor terus menantikan tanda-tanda progres negosiasi perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China.
Mengutip perkataan seorang sumber pemerintah China, pada Senin (18/11), CNBC melaporkan bahwa China merasa pesimistis soal mencapai kesepakatan perdagangan dengan pemerintah Amerika Serikat.
Hal tersebut lantaran keengganan Presiden AS Donald Trump untuk mengurangi tarif. Kabar terbaru ini menunjukkan resolusi untuk risiko terbesar bagi ekonomi global ini masih sulit dicapai.
“Kami tidak berpikir ada banyak ruang bagi saham global untuk menerima dorongan lebih lanjut dari kesepakatan perdagangan sesuai dengan apa yang dilaporkan,” tulis Simona Gambarini, ekonom pasar di Capital Economics, dalam sebuah catatan, seperti dikutip dari Bloomberg.