Bisnis.com, JAKARTA - Pemesanan instrumen suku tabungan seri ST006 mencapai Rp542,66 miliar padahal masa pemesanan tersisa sembilan hari.
Dikutip dari laman Investree, Selasa (12/11/2019), penawaran berjalan sejak 1 November hingga 21 November 2019. Dalam sepekan, Rp542,66 miliar masuk ke instrumen surat utang ritel bertenor 2 tahun itu dari target pemesanan Rp1 triliun.
Baca Juga
Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), instrumen SBN ritel ke-10 pada tahun ini merupakan instrumen tanpa warkat yang tidak dapat diperdagangkan dan tidak dapat dicairkan kecuali saat jatuh tempo dan pada masa pencairan awal. Masa pencairan awal maksimal sebesar 50% dari total pembelian pada 20 Oktober hingga 4 November 2020.
Adapun, pembayaran kupon pertama akan dibayarkan pada 10 Januari 2020 dan akan dilakukan setiap bulan hingga jatuh tempo pada 10 November 2021. Pembelian ST006 bisa dilakukan senilai Rp1 juta dan maksimum Rp3 miliar.
Instrumen surat berharga negara (SBN) ritel terakhir pada tahun ini, yakni sukuk tabungan (ST) seri ST006 memiliki kupon sebesar 6,75%.
Tercatat, pada tahun ini nilai SBN ritel yang akan jatuh tempo mencapai Rp51 triliun. Di sisi lain, jumlah penerbitan SBN ritel baru mencapai Rp40,2 triliun dari delapan kali penawaran yang telah dilakukan.
Dengan demikian, masih tersisa sekitar Rp10,8 triliun yang harus dipenuhi. Dari nilai tersebut, Rp8,2 triliun telah dipenuhi dari penerbitan obligasi negara ritel (ORI) seri ORI016. Artinya, penjualan ST006 setidaknya menyentuh Rp2,6 triliun sehingga Pemerintah bisa menutup SBN ritel yang jatuh tempo pada tahun ini.