Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk. berhasil membukukan pertumbuhan kinerja positif selama periode 9 bulan pertama tahun ini, didorong strategi penaikan harga jual produk.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019, produsen Extra Joss itu membukukan penjualan bersih sebesar Rp16,83 triliun, tumbuh 7,33% secara tahunan.
Bernadus Karmin Winata, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Kalbe, mengatakan di tengah kondisi yang menantang, perseroan mampu membukukan pertumbuhan positif dengan menerapkan kenaikan harga sebesar 3%-5% secara selektif pada produk nutrisi.
Penjualan ditopang penjualan segmen distribusi dan logistik yang tumbuh 13,81% menjadi Rp5,31 triliun, diikuti segmen nutrisi yang tumbuh 4,58% menjadi Rp4,84 triliun.
Sementara itu, penjualan segmen obat resep tumbuh 6,57% menjadi Rp3,92 triliun, serta segmen produk kesehatan tumbuh 1,90% menjadi Rp2,76 triliun.
Di pasar domestik, penjualan Kalbe tumbuh 8,01% menjadi Rp15,98 triliun. Sebaliknya, penjualan di pasar ekspor turun 4,10% menjadi Rp845,52 miliar.
Baca Juga
Selanjutnya, dia mengatakan Kalbe tetap optimistis terhadap perbaikan kondisi ekonomi Indonesia dan kinerja perseroan. Di tengah kondisi yang menantang, pihaknya melanjutkan strategi untuk mendorong inovasi sebagai penggerak pertumbuhan di masa mendatang.
"Kami juga berupaya mengambil langkah-langkah perbaikan seperti pengendalian biaya dan peningkatan kualitas," katanya dalam keterbukaan informasi.
Emiten bersandi saham KLBF itu, mencatat kenaikan beban pokok penjualan 10,61%, beban penjualan naik 0,33%, serta beban penelitian dan pengembangan naik 10,24%. Beban bunga dan keuangan juga naik 24,30% secara tahunan.
Dari situ, perusahaan mengantongi laba bersih senilai Rp1,92 triliun per kuartal III/2019, tumbuh 6,15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,80 triliun.
Bernadus menyebutkan margin laba bersih relatif stabil sebesar 11,4%. Adanya pertumbuhan laba bersih terutama disebabkan oleh meningkatnya penjualan dan efisiensi dalam mengelola biaya operasional.
"Dengan mempertimbangkan situasi rupiah yang cukup stabil serta kondisi kompetisi di pasar, perseroan mempertahankan target pertumbuhan penjualan bersih sebesar 6%-8%. Pertumbuhan laba bersih juga diproyeksi pada kisaran yang sama," imbuhnya.
Target margin laba sebelum pajak ditetapkan stabil pada tingkat 14,5%-15,5%. Perseroan juga menyiapkan anggaran belanja modal sebesar Rp1,5 triliun - Rp2 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi, transformasi digital dan produk biologi. Rasio pembagian dividen pada kisaran 45%-55% dengan memperthatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal.
Lebih lanjut, Kalbe Farma memiliki total aset senilai Rp19,60 triliun per 30 September 2019, naik 7,98% dari total aset per 31 Desember 2018 sebesar Rp18,15 triliun. Adapun jumlah liabilitas sebesar Rp3,46 triliun dan ekuitas Rp16,14 triliun.