Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. terpantau mengangkasa dengan kenaikan 8,04 persen pada perdagangan Rabu (16/10/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, saham emiten maskapai penerbangan pelat merah tersebut dibuka pada level Rp560 per saham pada awal perdagangan hari ini. Saham emiten bersandi GIAA itu sempat ditutup melemah pada akhir perdagangan sesi 1 hari ini menuju level Rp550.
Namun, pada penutupan perdagangan hari ini, saham GIAA terparkir pada zona hijau dengan penguatan 8,04% atau 45 poin menuju level Rp605 per saham. Sepanjang tahun berjalan saham GIAA telah memberikan return 103,02% dengan nilai kapitalisasi pasar Rp15,66 triliun.
Sementara itu, manajemen Garuda Indonesia baru saja menandatangani kerja sama operasi dengan PT Merpati Nusantara Airlines untuk bisnis pengiriman kargo miliki Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Adapun dalam kerja sama tersebut Garuda Indonesia akan memfasilitasi Merpati untuk menggunakan 5 armada pesawat yang siap beroperasi untuk digunakan pengangkutan kargo ke wilayah Indonesia Timur.
Selain itu, GIAA juga akan mengelola fasilitas maintenance, repair, overhaull (MRO) dan training center yang dimiliki Merpati.
Baca Juga
“Jadi kerja sama ini membantu going concern Merpati, mendatangkan bisnis untuk Merpati, tetapi Garuda juga dalam hal ini tidak merugi dan tidak terbebani plus Garuda juga bisa mengembangkan pasarnya di Indonesia dan di internasional,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara di Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Sehari sebelumnya, Garuda Indonesia Group terpaksa melakukan pelarangan terbang atau grounded sementara terhadap satu unit pesawat Boeing 737-800 NG yang dioperasikan maskapainya seiring dengan adanya temuan retakan pada bagian pickle fork.
Pickle fork merupakan bagian yang menghubungkan badan dengan sayap pesawat. Adapun, setiap pesawat memiliki empat bagian pickle fork.
VP Corporate Secretary Garuda Indonesia M. Ikhsan Rosan menyatakan telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa pesawat yang memiliki 30.000 siklus terbang (flight cycle). Adapun, mayoritas pesawat Boeing Seri NG yang dioperasikan Garuda masih tergolong baru, sehingga banyak yang belum mencapai angka flight cycle tersebut.
"Ada tiga unit Boeing NG kami yang sudah mencapai flight cycle 30.000. Dari tiga itu, satu yang sudah kami temukan [adanya dugaan retakan pada pickle fork], posisinya saat ini sudah di-grounded," katanya kepada Bisnis, Senin (14/10/2019).
Dari sisi kinerja, Direktur Keuangan Garuda Indonesia meyakini pada tahun ini perseroan dapat membukukan hasil positif dan membalikan rugi yang masih dicatatkan perseroan pada tahun lalu.
Fuad mengatakan bahwa perseroan menargetkan dapat meraup laba bersih senilai US$70 juta pada tahun ini. Dia optimistis pada tahun ini target tersebut dapat tercapai dengan mengacu realisasi kinerja perseroan pada paruh pertama tahun ini.
“Mudah-mudahan [kinerja tahunan 2019] baik,” ucapnya.