Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia dan Saudi Berkomitmen Lanjutkan Pemangkasan Produksi Minyak

Hingga pukul 17:13 WIB, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate jatuh 2,36% atau 1,29 poin ke posisi US$54,31 per barel.
West Texas Intermediate/Reuters
West Texas Intermediate/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Rusia dan Arab Saudi memastikan kesepakatan pemangkasan produksi global terus berjalan, menyusul harga minyak mentah global yang terus melemah.

Seperti dikutip dari Reuters, Menteri Energi Rusia Alexander Novak pada Senin (14/10) mengatakan, tidak ada pembicaraan yang sedang berlangsung untuk mengubah kesepakatan produksi global. Sejauh ini, OPEC dan negara-negara penghasil minyak non-OPEC telah membatasi produksi untuk mendukung harga.

“Moskow berkomitmen penuh untuk kesepakatan itu,” kata Novak kepada wartawan saat mengunjungi Arab Saudi untuk acara investasi Rusia-Saudi.

Di tempat yang sama, Menteri Energi Arab Saudi Abdulaziz bin Salman mengatakan, OPEC+ menunjukkan tingkat komitmen yang tinggi terhadap kesepakatan saat ini. Dia pun menyerukan untuk berkonsentrasi pada stabilitas pasar minyak daripada harga.

"Harga yang wajar adalah harga yang stabil," katanya.

Dia menambahkan, Sudan Selatan, anggota OPEC +, akan mengumumkan dalam beberapa hari mendatang kepatuhan terhadap pengurangan produksi. Gabon juga mengatakan akan sepenuhnya mematuhi.

Kesepakatan antara OPEC, Rusia dan produsen non-OPEC lainnya menyerukan pengurangan produksi sebesar 1,2 juta barel per hari hingga Maret 2020 di tengah perkiraan kelebihan pasokan tahun depan.

Hingga pukul 17:13 WIB, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate jatuh 2,36% atau 1,29 poin ke posisi US$54,31 per barel, sementara harga minyak mentah Brent merosot 2,43% atau 1,47 poin ke posisi US$59,04 per barel.

Harga minyak terjun setelah melonjak pada Jumat (10/10) pekan lalu, seiring tanda-tanda keraguan investor terhadap kemajuan negosiasi dagang Amerika Serikat dan China bakal meningkatkan prospek global yang memburuk.

Washington dan Beijing membuat beberapa konsesi untuk mencapai kesepakatan perdagangan parsial pekan lalu, serta membidik perjanjian yang lebih komprehensif sebelum akhir tahun.

Saat membaiknya hubungan AS dan China turut mendukung pasar keuangan, tetapi masih ada banyak skeptisisme para investor. Mereka meragukan, apakah hal ini merupakan titik nyata dalam penyelesaian konflik dagang yang sudah berlangsung lama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper