Bisnis.com, JAKARTA—PT PP (Persero) Tbk. mempertimbangkan untuk menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) untuk anak usahanya PT PP Infrastruktur pada tahun depan setelah ditunda pada tahun ini.
Direktur Utama PT PP Lukman Hidayat mengatakan hingga akhir tahun ini dipastikan tidak ada anak usaha perseroan yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia.
Sebelumnya, emiten dengan kode saham PTPP ini menyiapkan rencana IPO untuk dua anak usahanya, yaitu PP Energi dan PP Infrastruktur pada 2019. Rencana tersebut urung dilakukan karena situasi pasar yang dinilai tidak mendukung.
“PP Energi belum akan IPO, tahun ini enggak ada. Tahun depan mungkin kami lihat dulu PP Infrastruktur karena kami kan sedang banyak investasi di infrastruktur, seperti di beberapa tol,” ujarnya di Jakarta, Kamis (3/10/2019).
Dia berharap apabila IPO PP Infrastruktur bisa dilakukan tahun depan, target dana yang dihimpun bisa lebih besar dari target sebelumnya yang senilai Rp2,5 triliun hingga Rp3 triliun.
“Nilai pastinya belum ya, harapannya bisa lebih tinggi dari kemarin.”
Baca Juga
Lukman menuturkan perseroan saat ini sedang mengajukan usulan ke Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) untuk menjadi pemrakarsa beberapa ruas tol, salah satunya Malang—Kepanjen yang merupakan terusan dari tol Pandaan—Malang.
Jika disetujui sebagai pemrakarsa, perseroan bakal mulai aktivitas pada kuartal I/2019 dan mulai konstruksi pada pertengahan tahun atau kuartal III tahun depan.
Untuk pengerjaan ruas tol sepanjang 30 kilometer tersebut, PTPP menyiapkan dana sekitar Rp6 triliun hingga Rp7 triliun. Selain ruas Malang—Kepanjen, Lukman menyebutkan perseroan juga mengusulkan pemrakarsa pada 2 jalan tol di Jakarta dan 1 jalan tol di Jawa Barat. Namun, dia masih enggan menyebutkan secara detil.
“Pemrakarsa kan boleh 1 perusahaan saja, kami melakukan survei dan lainnya tidak mudah,” jelasnya.
Saat ini, lanjutnya, PTPP memiliki 8 konsensi jalan tol dan apabila usulan pemrakarsa Malang—Kepanjen disetujui maka perseroan menambah 1 konsensi jalan tolnya.
Adapun, dana yang dialokasikan perseroan pada tahun ini untuk sektor infrastruktur sekitar Rp1,27 triliun total belanja modal 2019 senilai Rp8,7 triliun.