Bisnis.com, JAKARTA — Aksi unjuk rasa pada 24 September-25 September 2019 yang dilakukan mahasiswa dan pelajar di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat berdampak terhadap operasional PT Blue Bird Tbk.
Pasalnya, jalan Tol Dalam Kota sempat lumpuh karena sejumlah massa sempat turun ke jalur tersebut. Tol tersebut berperan cukup vital karena sebagai salah satu akses menuju Bandara International Soekarno-Hatta.
Michael Tene, Head of Investor Relations Blue Bird, mengatakan bahwa aksi unjuk rasa tersebut pasti memberikan dampak terhadap kinerja operasional perseroan. Hingga saat ini, perseroan masih mengkalkulasi seberapa besar dampaknya.
Namun, perseroan terus memastikan pelayanan kepada konsumen tetap berjalan di tengah kondisi yang kurang kondusif. Perseroan memastikan layanan taksi tetap beroperasi secara penuh.
“Dampaknya pasti ada, tapi seberapa besar [dampaknya], kami belum bisa pastikan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (26/7/2019).
Kondisi yang sama juga pernah terjadi pada saat aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh pada 22 Mei 2019 terkait penolakan hasil Pemilihan Umum 2019. Saat itu, kawasan Sudirman dan sekitarnya ditutup karena menjadi titik pergerakan massa.
Baca Juga
Michael mengatakan bahwa kejadian tersebut semakin menekan jumlah penumpang di tengah sentimen pada periode Ramadan dan Idulfitri, serta penurunan jumlah penumpang pesawat domestik pada periode tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pada semester I/2019 pendapatan perseroan melambat 3,04% menjadi Rp1,91 triliun dari catatan tahun sebelumnya Rp1,97 triliun.
Sementara itu, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tertekan sebesar 16,83% menjadi Rp158,37 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp190,44 miliar.
“Banyak faktor eksternal yang mempengaruhi performa perseroan pada semester I/2019,” ungkapnya.