Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerbitan Obligasi BUMN Diperkirakan Seret, Ini Kata Pengamat

BUMN dinilai tidak agresif menerbitkan obligasi untuk mengerem utang.
Pengunjung menggunakan smartphone di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan saham di BEI, Jakarta, Rabu (20/3/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smartphone di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan saham di BEI, Jakarta, Rabu (20/3/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Penerbitan surat utang baru Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diperkirakan seret hingga akhir tahun 2019.

Dari data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), mandat penerbitan surat utang per 16 September 2019 mencapai Rp46,02 triliun. Berdasarkan institusinya, terdapat 26 perusahaan swasta yang akan menerbitkan surat utang dengan nilai Rp26,12 triliun. Sisanya, surat utang yang akan diterbitkan berasal dari delapan BUMN dengan nilai Rp19,9 triliun.

Pengamat BUMN, yang juga menjabat Managing Director Lembaga Management FEB Universitas Indonesia, Toto Pranoto mengatakan terdapat dua kemungkinan pendorong mengapa pada sisa tahun ini tidak banyak BUMN yang berencana mengeluarkan emisi obligasi.

"Saya kira kebutuhan capex BUMN sebagian sudah dialokasikan pada tahun-tahun sebelumnya, terutama BUMN sektor kontruksi/infrastruktur ataupun sektor utilitas seperti PLN dan Telkom," ujarnya Kamis (26/9/2019).

Emiten pelat merah juga ada yang telah menerbitkan obligasi di luar negeri, seperti Jasa Marga dengan listing Komodo Bond di London Stock Exchange.

Selain itu, Toto juga menyebutkan faktor lain mengapa tidak banyak BUMN yang berencana menghimpun dana melalui surat utang pada sisa tahun ini, yaitu untuk mengerem utang. Menurutnya, jumlah total utang BUMN keseluruhan sudah cukup besar.

Dia menyatakan per akhir Desember 2018 total utang BUMN sudah hampir mencapai Rp5.200 triliun. BUMN sektor finansial mencatatkan utang hampir Rp3.200 triliun yang sebagian besar berupa simpanan pihak ketiga. Sisanya, utang dimiliki oleh BUMN sektor non-keuangan, seperti infrastruktur, telekomunikasi, dan lainnya.

"Kekhawatiran bubble utang pecah seperti pada krisis 98 mungkin menjadi alasan BUMN diminta mengerem tamban utang," kata Toto.

Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. memilih untuk menerbitkan subdebt dan sekuritisasi KPR dalam menghimpun dana ke depan.

Nixon L.P. Napitupulu, Direktur Finance, Treasury & Strategy Bank Tabungan Negara, mengatakan jatah penerbitan obligasi reguler sudah selesai sehingga perseroan menggunakan opsi pendapatan lain.

“Sebagian [akan dilaksanakan] akhir Desember, sisanya pada 2020,” sebutnya.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menyatakan belum memiliki rencana emisi obligasi pada sisa tahun ini. Corporate Secretary Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan hal tersebut karena pendanaan perseroan dinilai cukup hingga akhir tahun.

"Untuk sisa 2019 ini belum ada rencana penerbitan obligasi. Sampai akhir tahun masih cukup," ujarnya.

Walaupun emiten berkode saham WIKA ini belum memiliki rencana emisi obligasi, Mahendra menyatakan rasio keuangan perseroan masih jauh di bawah rasio yang dipersyaratkan atau covenant.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper