Bisnis.com, JAKARTA — Seiring dengan permintaan beton pracetak atau precast yang diproyeksikan tetap kuat pada tahun depan, kinerja PT Wika Beton Tbk. juga diproyeksi bakal terdongkrak.
Pada penutupan perdagangan Senin (16/9/2019), saham WTON berada di level Rp480 per saham, melemah 14 basis poin atau 2,83% dari harga penutupan sebelumnya.
Joshua Michael, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengatakan permintaan beton precast bakal tetap kuat pada tahun depan dengan 15 proyek jalan tol Kementerian PUPR yang ditargetkan selesai pada 2020—2024.
Kemenhub juga masih memiliki beberapa proyek strategis nasional (PSN) dalam pipeline untuk periode tersebut, termasuk jalur kereta Kalimantan Timur, MRT Jakarta Fase II, LRT Jakarta Fase II, LRT Jabodebek Fase II, dan Kereta Lingkar Layang Jakarta.
Selanjutnya, sektor energi akan disokong oleh proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt dari PLN dan terdapat juga proyek pembangunan rumah masyarakat berpenghasilan rendah. Menurut Joshua, produsen beton precast dengan teknologi terkini yang paling mendapatkan keuntungan. Hal ini didorong oleh fasilitas yang luas akan menolong dalam mendapatkan kontrak baru di luar Jawa.
“Kami lebih memilih WTON dibandingkan dengan WSBP karena posisi pasar yang lebih baik, teknologi yang lebih modern, dan level profitabilitas yang stabil,” ujarnya dalam riset yang dirilis Senin (16/9/2019).
Baca Juga
Joshua menjelaskan saat ini WTON memimpin pasar precast dari sisi kapasitas produksi dan pangsa pasar dengan tingkat utilisasi yang lebih tinggi dari WSBP. Selain itu, dengan teknologi produksi precast yang canggih, WTON dapat memenuhi kebutuhan berbagai jenis proyek konstruksi.
Pada 2020, dia memproyeksikan laba bersih dan nilai kontrak baru WTON tumbuh masing-masing sebesar 8,8% dan 26,4% secara tahunan. Dari sisi pendapatan, Joshua meyakini bisa tumbuh 10,7% yang pada tahun ini didorong oleh proyek PLN dan pihak ketiga, seiring dengan kenaikan kontribusi sektor jasa dan konstruksi.
“Kami juga perkirakan pendapatan 2020 naik 10,1% y-o-y, relatif sama dengan pertumbuhan pendapatan 2019. Secara keseluruhan, tahun ini laba bersih diperkirakan naik 4,7% dan tahun depan naik 8,8% y-o-y dengan net margin 6,6%,” ujarnya.
Dari sisi nilai kontrak baru, Joshua memproyeksikan tahun ini tumbuh 6,6% dan 26,4% pada 2020. Nilai kontrak baru tahun depan akan didukung oleh proyek infrastruktur utama, seperti MRT fase II, LRT fase II, dan proyek pembangunan rumah MBR Kementerian PUPR.
Dengan proyeksi tersebut, Joshua menargetkan harga WTON pada level Rp1.000 per saham dan merekomendasikan untuk beli. Pada target harga tersebut, WTON akan mencapai level harga per laba (price to earnings ratio/PER) 15,7 kali pada akhir 2020.