Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saat GGRM dan HMSP Anjlok, Saham Indonesian Tobacco (ITIC) Justru Melesat

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan sesi I Senin (16/9/2019), saham Indonesian Tobacco (ITIC) menguat 16,88% atau naik 135 poin ke level Rp935.
Karyawan beraktivvitas di dekat papan penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivvitas di dekat papan penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Indonesian Tobacco Tbk. justru melesat di tengah penetapan kenaikan tarif cukai rata-rata sekitar 23% dan harga jual eceran dengan rata-rata sekitar 35% mulai 1 Januari 2020.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan sesi I Senin (16/9/2019) saham produsen tembakau iris ini masuk dalam deretan top gainers.

Saham Indonesian Tobacco menguat 16,88% atau naik 135 poin ke level Rp935. Di harga itu, perusahaan memiliki kapitalisasi pasar Rp879,57 miliar.

Emiten berkode saham ITIC ini resmi melantai di Bursa pada 4 Juli 2019. Dalam sepekan terakhir, saham ITIC telah memberikan imbal hasil 30,77%.

Sebelumnya, Direktur Utama Indonesian Tobacco Djonny Saksono mengatakan, ada prospek dan konsekuensi dari kenaikan tarif cukai dan harga jual di level rata-rata 10%-15% per tahun.

Untuk kenaikan tarif cukai di 2020 diperkirakan bakal memberikan dampak yang signifikan bagi pemain di industri rokok. Dampak yang signifikan ini merupakan kumulatif dari tidak adanya kenaikan cukai pada tahun ini.

"Ada sisi positif, ada sisi negatifnya juga [dari kenaikan tarif cukai]. Tergantung dari sudut pandang mana kami melihatnya," katanya pada Minggu (15/9/2019).

Perusahaan melihat akan adanya kecenderungan konsumen mengalihkan preferensi ke rokok tembakau iris dengan harga yang lebih murah. Peralihan preferensi rokok ini seiring dengan kenaikan harga rokok yang tinggi.

"Produk ITIC akan mendapat lebih banyak peminat karena para konsumen yang merasa berat dengan kenaikan harga rokok akan mencari alternatif yang lebih murah," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper