Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Bergejolak, Ini Strategi Sekuritas Pertahankan Laba

Hingga akhir tahun ini, pendapatan perusahaan efek diperkirakan lebih ditopang bisnis perantara perdagangan efek atau brokerage dan jasa penasihat keuangan.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Jumat (9/11/2018)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Jumat (9/11/2018)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Bisnis penjaminan emisi efek yang kurang bergairah saat pasar bergejolak membuat perusahaan efek mengandalkan bisnis brokerage dan manajer investasi untuk memperbesar pundi-pundi laba. Sekuritas mana yang masih mengemas laba tebal?

Hingga akhir tahun ini, pendapatan perusahaan efek diperkirakan lebih ditopang bisnis perantara perdagangan efek atau brokerage dan jasa penasihat keuangan. Hal itu disebabkan oleh masih jarangnya perusahaan yang mencari pendanaan lewat pasar modal.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menjelaskan, berkurangnya pendapatan penjamin emisi pada tahun ini lebih karena jarangnya perusahaan besar yang melakukan initial public offering (IPO).

“Perusahaan yang kecil-kecil emisinya juga banyak yang IPO strategis,” ujar Suria kepada Bisnis, Minggu (15/9/2019).

Dirinya menambahkan, Samuel Sekuritas sendiri lebih akan mengeksekusi penjaminan emisi untuk obligasi ketimbang saham.

Dalam waktu dekat ini, Suria mengungkapkan, Samuel Sekuritas akan menjadi underwriter untuk obligasi yang akan diterbitkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Adapun, sepanjang semester I/2019, Samuel Sekuritas mencatatkan total pendapatan Rp92,78 miliar, termasuk pendapatan dari segmen underwriting menjadi Rp0,58 miliar, pendapatan dari bisnis broker menjadi Rp22,53 miliar, dan kegiatan manajer investasi Rp51,36 miliar.

Adapun, laba bersihnya naik tipis dari Rp22,81 miliar pada semester I/2018 menjadi Rp22,95 miliar pada akhir Juni 2019.

Suria menjelaskan, penurunan tersebut mengikuti pergerakan indeks yang cenderung tak begitu bergerak sepanjang 8 bulan terakhir. "Brokerage memang agak menurun karena indeks tidak begitu bergerak pada 8 bulan ini," imbuh Suria.

Sementara itu, Direktur Panin Sekuritas Prama Nugraha menjelaskan bahwa segmen penopang bisnis utama perseroan masih berasal dari bisnis broker, pembiayaan nasabah, dan manajer investasi.

“Intinya yang utama masih dari brokerage, pembiayaan nasabah, dan manajer investasi,” kata Prama kepada Bisnis pada akhir pekan lalu.

Adapun, tercatat pendapatan kegiatan manajer investasi merupakan kontributor utama terhadap pendapatan konsolidasian emiten bersandi saham PANS tersebut pada paruh pertama tahun ini sebesar Rp91,85 miliar, meski turun 4,22% yoy dari posisi Rp95,90 miliar pada periode yang sama pada tahun lalu.

Sementara itu, pendapatan dari segmen broker turun 10,55% yoy menjadi Rp39,76 miliar dari sebelumnya Rp44,45 miliar.

Di sisi lain, pendapatan kegiatan penjamin emisi dan penjualan efek menanjak 167,79% ke level Rp1,58 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang senilai Rp0,59 miliar.

Saat ini, Panin Sekuritas masih memproses untuk IPO perusahaan properti yang rencananya akan rilis pada semester I/2020.

“Lagi ada proses IPO [perusahaan properti]. Sekarang masih restructuring, rencana rilis pada semester I/2020,” imbuh Prama.

Kinerja Laba 10 Sekuritas pada Semester I 2018/2019 (Rp Miliar)
Perusahaan EfekLaba Semester I/2018Laba Semester I/2019
BCA Sekuritas20,2428,73
J.P. Morgan Sekuritas Indonesia14,3220,32
UBS Sekuritas Indonesia39,9852,76
Indo Premier Sekuritas65,5786,18
Kresna Sekuritas2,53,14
Danareksa Sekuritas5,455,33
Panin Sekuritas18,18137,63
Samuel Sekuritas27,8126,97
Ciptadana Sekuritas Asia35,8130,53
Mandiri Sekuritas104,6484,23
Victoria Sekuritas6,864,88
Bahana Sekuritas9,560,79

Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Efek, BEI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper