Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Menguat 11 Poin, Won Korsel dan Yuan China Unggul di Asia

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Kamis (12/9/2019) di level Rp14.052 per dolar AS, menguat 11 poin atau 0,07 persen dari posisi Rp14.063 pada Rabu (11/9/2019).

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Kamis (12/9/2019) di level Rp14.052 per dolar AS, menguat 11 poin atau 0,07 persen dari posisi Rp14.063 pada Rabu (11/9/2019).

Kurs jual ditetapkan di Rp14.122 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.982 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp140.

Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 35 poin atau 0,25 persen ke level Rp14.025 per dolar AS pada pukul 11.09 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (11/9), rupiah berakhir terdepresiasi 0,05 persen atau 7 poin di level Rp14.060 per dolar AS, pelemahan hari kedua.

Rupiah mulai rebound dari pelemahannya dengan dibuka terapresiasi 11 poin atau 0,08 persen di level 14.049. Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.025-Rp14.055 per dolar AS.

Sejalan dengan penguatan rupiah, mayoritas mata uang lain di Asia menguat pagi ini, dipimpin won Korea Selatan, yang terapresiasi 0,52 persen terhadap dolar AS pukul 11.11 WIB (lihat tabel). Sebaliknya, nilai tukar yen, yang bersifat sebagai safe haven di tengah ketidakpastian global, melemah.

Pergerakan kurs mata uang di Asia terhadap dolar AS

Mata uang

Kurs

Pergerakan (persen)

Won Korea Selatan

1.184,65

+0,52

Rupee India

71,3288

+0,48

Yuan Offshore China

7,0763

+0,46

Yuan Onshore China

7,0843

+0,44

Peso Filipina

51,924

+0,41

Baht Thailand

30,463

+0,4

Dolar Taiwan

31,042

+0,4

Rupiah

14.025

+0,25

Dolar Singapura

1,3761

+0,25

Ringgit Malaysia

4,1705

+0,2

Dolar Hong Kong

7,8296

+0,11

Yen Jepang

108,11

-0,27

Dilansir dari Bloomberg, mata uang Asia menguat setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan menunda pengenaan tarif tambahan terhadap barang-barang China.

Pada Rabu (11/9), Trump mengatakan Amerika Serikat sepakat untuk menunda kenaikan tarif terhadap impor China senilai US$250 miliar dari 1 Oktober menjadi 15 Oktober.

Sebelumnya, pemerintah China mengatakan akan membebaskan sejumlah barang asal AS dari tarif tambahan yang ditempatkan tahun lalu. Isyarat niat baik dari kedua belah pihak tersebut membantu mencerahkan prospek perundingan perdagangan yang direncanakan berlangsung awal Oktober.

“Kita telah melihat tarif tertunda beberapa kali dalam 12-18 bulan terakhir - pada bulan Januari, Mei dan Agustus,” ujar Sue Trinh, direktur pelaksana strategi makro global di Manulife Asset Management.

“Poin kuncinya adalah tarif sebenarnya tidak turun dan meski kita dapat melihat perjanjian, signifikasi kesepakatan yang nyata dalam parameter yang ditetapkan kedua belah pihak mustahil didapatkan,” tambahnya.

Seiring dengan pergerakan mata uang Asia, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melacak pergerakan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau turun tipis 0,010 poin atau 0,01 persen ke level 98,635 pada pukul 11.20 WIB.

Pergerakan indeks dolar sebelumnya dibuka terkoreksi 0,017 poin atau 0,02 persen di level 98,628. Pada perdagangan Rabu (11/9), indeks ditutup menguat 0,32 persen atau 0,319 poin di posisi 98,645.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)

Tanggal

Kurs

12 September

14.052

11 September

14.063

10 September

14.031

9 September

14.092

6 September

14.140

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper