Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan saham TLKM menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di wilayah negatif pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (12/9/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG turun 0,36 persen atau 22,96 poin ke level 6.359 pada akhir sesi I, setelah dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,27 persen atau 17,04 poin di level 6.398,99.
Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak fluktuatif di level 6.356,98 – 6.414,48. Adapun pada perdagangan Rabu (11/9), IHSG berakhir menguat 0,71 persen atau 45,28 poin di level 6.381,95, reli kenaikan hari keenam beruntun.
Enam dari sembilan sektor menetap di zona merah pada akhir sesi I, dipimpin sektor industri dasar (-1,25 persen) dan infrastruktur (-0,97 persen). Tiga sektor lainnya menetap di zona hijau, dipimpin pertanian yang naik 0,48 persen.
Sebanyak 166 saham menguat, 185 saham melemah, dan 300 saham stagnan dari 651 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing turun 1,88 persen dan 0,57 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG.
Baca Juga
Menurut Analis UOB Kay Hian Raphon Prima, operator telepon seluler pelat merah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. atau Telkom kemungkinan menghadapi persaingan keras melawan layanan broadband internet baru yang diperkenalkan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.
“Layanan Stroomnet milik PLN menawarkan harga yang lebih rendah dan didukung oleh jaringan infrastruktur yang lebar,” terangnya dalam laporan hari ini, seperti dikutip melalui Bloomberg.
Stroomnet menawarkan layanan internet dengan kecepatan 20 megabyte per detik dan layanan TV kabel seharga Rp346.000 per bulan dibandingkan dengan layanan Indihome dengan tarif Rp445.000 per bulan.
“Terlepas dari keuntungan yang didapat, PLN akan membutuhkan waktu untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan di pasar "non-monopolistik",” tambah Prima.
Indihome diketahui menjadi salah satu pendorong pertumbuhan untuk pendapatan Telkom, dengan kontribusi sebesar 13 persen, dan memiliki 6 juta pelanggan.
Kendati demikian, UOB Kay Hian mempertahankan rekomendasi beli untuk saham Telkom serta memperkirakan pertumbuhan laba bersih 20 persen tahun ini.
Sejalan dengan IHSG, saham TLKM juga membawa indeks Bisnis-27 melemah 0,48 persen atau 2,71 poin ke level 558,42 dan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index melorot 1,18 persen atau 8,34 poin ke posisi 697,89 pada akhir sesi I.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah mampu menguat 37 poin atau 0,26 persen ke level Rp14.023 per dolar AS pukul 11.35 WIB. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di level 14.018-14.055.
Rupiah bergerak stabil di tengah membaiknya sentimen untuk aset berisiko setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan akan menunda kenaikan tarif berikutnya terhadap impor China.
Pada Rabu (11/9), Trump mengatakan Amerika Serikat sepakat untuk menunda kenaikan tarif terhadap impor China senilai US$250 miliar dari 1 Oktober menjadi 15 Oktober.
“Sentimen keseluruhan di Asia telah membaik selama dua pekan terakhir karena pemotongan RRR (rserve requirement ratio) di China dan melonggarnya ketegangan AS-China,” ujar Terence Wu, pakar strategi valas di OCBC Bank, Singapura, seperti dilansir dari Bloomberg.
Adapun mayoritas indeks saham lain di Asia menguat, di antaranya indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang yang masing-masing menanjak 0,99 persen dan 1,01 persen.
Di China, dua indeks saham utamanya Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing naik 0,24 persen dan 0,42 persen pukul 12.03 WIB.