Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Direktur & CEO PT XL Axiata Tbk. (EXCL) Dian Siswarini menyebut persaingan industri telekomunikasi hingga akhir tahun akan semakin ketat.
Menurutnya, persaingan yang ketat disebabkan oleh banyaknya pemain di industri. Selain itu, seluruh operator mencoba memperbaiki kinerja keuangan setelah diterpa badai pada tahun lalu, yakni penerapan kebijakan registrasi kartu SIM prabayar.
Dia menyebut Telkomsel, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) semakin agresif mengembangkan dompet digital Linkaja dan bisnis internet segalanya (internet of things/IoT). Selain itu, PT Indosat Ooredoo Tbk. (ISAT) berupaya keras mengejar kinerja keuangan dan menawarkan paket unlimited.
Sisanya, Hutchison Tri masih fokus pada harga data murah dan ekspansi jaringannya. Lalu, PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) yang mempertahankan paket unlimited dan saluran distribusi yang kuat.
"Kompetisi selalu ketat. Semester II/2019 lebih ketat lagi," ujarnya dalam acara media update di Kantor EXCL, Kamis (5/9/2019).
Pada semester II/2019, dia menegaskan tiga strategi yakni penguatan infrastruktur jaringan, strategi pemasaran dengan dua merek yakni XL dan AXIS, serta memasang peranti data analytic untuk memaksimumkan pengalaman pengguna serta mendorong pendapatan perpelanggan (average revenue per user/ARPU).
Baca Juga
Dengan belanja modal Rp7,5 triliun pada tahun ini, perseroan menargetkan bisa mengoperasikan 135.000 base transceiver station (BTS) dengan cakupan jaringan 95%. Selain itu, fiberisasi jaringan ditarget menyentuh 50% sehingga kecepatan internet bisa bertambah.
"Strategi kami di penguatan infrastruktur, dual brand, dan customer value management," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan XL Axiata Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin mengatakan dengan strategi tersebut, pada akhir tahun perseroan diharapkan bisa menggandakan laba bersih yang dicapai pada semester I/2019. Artinya, EXCL membidik laba Rp564 miliar atau naik 100% dari laba bersih semester I/2019 yang tercatat Rp282 miliar.
Hal itu ditunjang dengan proyeksi pertumbuhan pengguna ponsel pintar dan ekspansi jaringan 4G. "Kami bisa lebih dari double yang bisa kami realisasikan pada paruh pertama," katanya.