Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volume Perdagangan Bursa Asia Rendah, IHSG Melemah di Akhir Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,27 persen atau 17,06 poin ke level 6.244,53 pada akhir sesi I, , setelah dibuka rebound dengan penguatan 0,08 persen atau 5,17 poin di level 6.266,76 pagi ini.
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan di zona merah hingga akhir perdagangan sesi I hari ini, Rabu (4/9/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,27 persen atau 17,06 poin ke level 6.244,53 pada akhir sesi I, , setelah dibuka rebound dengan penguatan 0,08 persen atau 5,17 poin di level 6.266,76 pagi ini.

Pada perdagangan Selasa (3/9), IHSG ditutup di zona merah dengan pelemahan 0,46 persen atau 28,96 poin ke level 6.261,59.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.239,75-6.272,23.

Tujuh dari sembilan sektor bergerak negatif, dipimpin sektor aneka industri yang melemah 0,92 persen, disusul sektor pertanian yang turun 0,73 persen. Di sisi lain, sektor tambang dan perdagangan masing-masing menguat 1,4 persen dan 0,17 persen.

Dari 651 saham yang diperdagangkan, 172 saham menguat, 190 saham melemah, sedangkan 289 saham lainnya stagnan.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing melemah 0,96 persen dan 0,92 persen menjadi penekan utama atas pelemahan IHSG pada sesi I.

Indeks saham lainnya di Asia bergerak variatif hari ini, dengan indeks Nikkei 225 menguat 0,26 persen, in deks Topix melemah 0,07 persen, sedangkan indeks Kospi menguat 0,41 persen.

Di China, indeks saham Shanghai Composite dan CSI 300 menguat masing-masing 0,35 persen dan 0,28 persen, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong menguat 1,3 persen.

Bursa saham Asia diperdagangkan mixed hari ini dengan volume yang rendah menyusul laporan aktivitas manufaktur AS yang mengecewakan meningkatkan kembali kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global.

Indeks manajer pembelian (PMI) Institute for Supply Management AS turun di bawah level 50 pada bulan Agustus, menunjukkan kontraksi di manufaktur AS mengikuti data lemah lain di sektor manufaktur di seluruh dunia. Data tersebut menyebabkan pelaku pasar meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve tahun ini.

"Ada perlambatan manufaktur global dan belanja modal yang sedang berlangsung dan kami memperkirakan ada pelemahan lebih lanjut di sana," ungkap John Herrmann, direktur analis di Mufg Securities Americas Inc., seperti dikutip Bloomberg.

“Kesepakatan negosiasi perdagangan diperkirakan tidak akan terjadi hingga pemilihan presiden AS tahun depan,” katanya.

Investor masih waspada terhadap berita mengenai jadwal pertemuan China-AS. Para pejabat kedua negara sedang berupaya menyetujui langkah selanjutnya setelah Washington menolak permintaan Beijing untuk menunda tarif yang mulai berlaku akhir pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper