Bisnis.com, JAKARTA – Produksi minyak mentah OPEC dikabarkan meningkat bulan lalu, kenaikan pertama sejak kartel minyak ini dan aliansinya memulai putaran baru upaya pengurangan produksi pada awal tahun demi menopang pasar global.
Menurut survei Bloomberg, Nigeria dan Arab Saudi memimpin dorongan produksi oleh OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak), yang secara kolektif meningkat 200.000 barel per hari menjadi 29,99 juta per hari.
Survei ini didasarkan pada estimasi dari para petugas, data pelacakan kapal, dan konsultan termasuk Rystad Energy dan JBC Energy GmbH.
OPEC dan mitranya, koalisi 24 negara yang dikenal sebagai OPEC+, awal tahun ini sepakat untuk mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel per hari karena ekonomi global yang goyah dan booming produksi minyak shale Amerika Serikat (AS) mengancam akan menyebabkan kelebihan suplai global. Kesepakatan itu menggantikan putaran sebelumnya yang dimulai pada Januari 2017.
Strategi itu nerupaya keras untuk menopang harga menghadapi prospek pertumbuhan global yang memburuk dan perang dagang yang tampaknya tidak bisa diselesaikan antara AS dan China.
Kontrak berjangka minyak Brent telah turun lebih dari 20 persen dari puncaknya yang dicapai pada bulan April dan diperdagangkan mendekati level US$59 per barel pada Senin (2/9/2019).
Baca Juga
Meski Arab Saudi meningkatkan produksinya bulan lalu, pihak kerajaan masih memangkasnya jauh lebih banyak dari yang dijanjikan dalam kesepakatan OPEC+ seiring dengan upaya ekstra negara ini untuk menyeimbangkan pasar.
Riyadh meningkatkan produksi sebesar 50.000 barel per hari menjadi 9,83 juta per hari pada Agustus, saat konsumsi domestik biasanya naik di tengah lonjakan penggunaan pendingin udara.
Sementara itu, Nigeria belum melakukan pengurangan apa pun yang dijanjikannya. Negara Afrika ini justru meningkatkan produksi lagi pada Agustus, sebesar 60.000 barel per hari menjadi 1,95 juta, level tertinggi sejak awal 2016.
Menurut International Energy Agency (IEA), Nigeria telah meningkatkan produksi ke level maksimum di ladang minyak lepas pantai Egina yang dioperasikan oleh Total SA.
Rusia, produsen terbesar di luar OPEC, juga menunjukkan tanda-tanda kemunduran dalam komitmennya. Negara ini memompa 11.294.000 barel per hari pada Agustus, atau 104.000 per hari lebih dari batasnya berdasarkan perjanjian OPEC.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak telah mengisyaratkan penurunan kepatuhan karena Rusia memangkas lebih dari yang diperlukan pada awal tahun ini, menyusul penemuan minyak mentah yang terkontaminasi dalam pipa Druzhba-nya.
Sebuah komite yang terdiri dari anggota utama dalam aliansi OPEC+ dijadwalkan akan bertemu di Abu Dhabi pada 12 September untuk meninjau kemajuan mereka dalam menstabilkan pasar minyak mentah dunia.
Koalisi penuh kemudian akan berkumpul pada bulan Desember di Wina untuk mempertimbangkan tindakan apa pun yang diperlukan pada tahun 2020.