Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, 2 September 2019

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi bergerak konsolidatif pada perdagangan hari ini, menanti kelanjutan negosiasi perdagangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, AS dan China.
Warga menunjukkan uang rupiah pecahan kecil di Lapangan Karebosi, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (13/5/2019)./ANTARA-Abriawan Abhe
Warga menunjukkan uang rupiah pecahan kecil di Lapangan Karebosi, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (13/5/2019)./ANTARA-Abriawan Abhe
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA –Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat 9 poin atau 0,06 persen ke level Rp14.189 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Adapun pada akhir perdagangan Jumat pekan lalu (30/8/2019), rupiah ditutup menguat 40 poin atau 0,28 persen ke level Rp14.198 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, terpantau melemah 0,078 poin atau 0,08persen ke level 98,838 pada pukul 08.00 WIB.

Indeks dolar sebelumnya dibuka melemah 0,088 poin ke level 98,828. Adapun pada akhir perdagangan Jumat pekan lalu (30/8), indeks dolar AS ditutup menguat 0,409 poin atau 0,42 persen ke level 98,916.

Berikut pergerakan rupiah terhadap dolar dalam perdagangan hari ini:

16:05 WIB
Pukul 15.58 WIB: Kurs Rupiah Ditutup Menguat 4 Poin

Nilai tukar rupiah berhasil berakhir menguat 4 poin atau 0,03 persen di level Rp14.194 per dolar AS, saat indeks dolar AS naik tipis 0,05 persen atau 0,052 poin ke posisi 98,968. 

15:34 WIB
Pukul 14.51 WIB: Kurs Rupiah Melemah 3 Poin

Nilai tukar rupiah melemah tipis 3 poin atau 0,02 persen ke level Rp14.201 per dolar AS, saat indeks dolar AS naik tipis 0,020 poin atau 0,02 persen ke posisi 98,936.

13:43 WIB
Pukul 13.35 WIB: Rupiah Menguat 4 Poin

Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 4 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.194 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,102 atau 0,1 persen ke level 98,814 pada pukul 13.28 WIB.

12:09 WIB
Pukul 11.54 WIB: Rupiah Menguat 6 Poin

Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 6 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.192 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,087 atau 0,09 persen ke level 98,829 pada pukul 11.52 WIB.

11:41 WIB
Pukul 11.21 WIB: Rupiah Menguat 6 Poin

Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 6 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.192 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,095 atau 0,1 persen ke level 98,821 pada pukul 11.27 WIB.

10:05 WIB
Pukul 09.57 WIB: Rupiah Menguat 7 Poin

Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 7 poin atau 0,05 persen ke level Rp14.191 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,089 atau 0,09 persen ke level 98,827 pada pukul 09.52 WIB.

09:10 WIB
Pukul 08.58 WIB: Rupiah Menguat 11 Poin

Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 11  poin atau 0,08 persen ke level Rp14.187 per dolar AS.

SEmentara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,101 atau 0,1 persen ke level 98,815 pada pukul 08.49 WIB.

08:12 WIB
Pukul 08.05 WIB: Rupiah Dibuka Menguat 9 Poin

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi bergerak konsolidatif pada perdagangan hari ini, menanti kelanjutan negosiasi perdagangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, AS dan China.

Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa pasar saat ini tengah menanti prospek kelanjutan putaran perundingan dagang tatap muka antara AS dan China yang direncanakan digelar pada September di Washington.

“Kebetulan AS pada perdagangan Senin (2/9/2019) akan libur merayakan Hari Buruh. Sembari menantikan kelanjutan negosiasi dagang, rupiah mungkin bergerak konsolidatif,” ujar Ariston kepada Bisnis, Minggu (1/9/2019).

Ariston mengatakan, kendati beberapa kenaikan tarif impor AS dan China mulai berlaku pada 1 September, sentimen AS dan China yang akan kembali melakukan perundingan dagang telah menjadi sentimen dominan penggerak rupiah pada pekan ini.

Pasar berharap adanya kesepakatan yang solutif dari kedua belah pihak untuk menghentikan perang dagang yang berlarut-larut sejak tahun lalu yang telah berdampak terhadap perlambatan ekonomi global.

Sebagai informasi, Pada Rabu (28/8), Presiden AS Donald Trump meresmikan kenaikan tarif impor tambahan untuk produk China senilai US$300 miliar sebesar 5% yang akan berlaku bertahap pada 1 September 2019 dan 15 Desember 2019.

Adapun, niat baik China untuk melanjutkan negosiasi dengan AS tanpa aksi balas dendam tersebut telah memberikan sentimen positif untuk aset investasi berisiko, termasuk rupiah, pada penutupan akhir pekan lalu.

Mengutip Reuters, saat ini, China dan AS dikabarkan sedang membahas negosiasi perdagangan tatap muka yang dijadwalkan diadakan di AS pada September.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Perdagangan China Gao Feng yang mengatakan bahwa kedua belah pihak harus menciptakan kondisi untuk kemajuan dalam perundingan.

Dia juga menambahkan bahwa China menentang segala bentuk eskalasi perang dagang dengan AS dan bersedia untuk menyelesaikan masalah dengan tenang.

Akibat sentimen tersebut, berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (30/8/2019) rupiah ditutup di level Rp14.198 per dolar AS, menguat 0,282% atau 40 poin menjadi yang terkuat ketiga di antara mata uang Asia.

Sepanjang tahun berjalan 2019, rupiah telah bergerak menguat 2,58% terhadap dolar AS, berada di posisi keempat mata uang dengan kinerja terbaik di Asia.

Di sisi lain, selain isu perang dagang, demonstrasi di Hong Kong yang masih berlangsung dan semakin memanas, serta isu Brexit dinilai dapat memberatkan pergerakan rupiah sehingga kenaikannya semakin terbatas.

Menambah ketidakpastian global, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memutuskan untuk menunda parlemen selama lebih dari sebulan sebelum Brexit.

Ariston memprediksi pada perdagangan Senin (2/9/2019) rupiah bergerak di kisaran Rp14.170 per dolar AS hingga Rp14.250 per dolar AS.

Senada, Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan bahwa pernyataan AS dan China yang siap kembali ke meja perundingan setelah saling melempar kenaikan tarif akan mendominasi pasar pada pekan ini.

Sentimen tersebut akan menjadi katalis positif bagi mayoritas mata uang negara pasar berkembang, termasuk Indonesia. Belum lagi, Bank Sentral AS yang diproyeksikan semakin yakin untuk kembali menurunkan suku bunga acuan pada rapat 18 September mendatang, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi AS dalam menghadapi risiko perdagangan.

“Inflasi di bulan Agustus juga diproyeksikan lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sehingga sentimen ini juga akan menjadi katalis positif dan membantu kinerja rupiah,” ujar David kepada Bisnis, Minggu (1/9/2019).

Di sisi lain, Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa kolaborasi antara Pemerintah dan Bank Indonesia yang terus melakukan intervensi di pasar DNDF dalam sepekan terakhir telah berhasil membawa mata uang Garuda ditutup menguat cukup signifikan.

“Ini menandakan bahwa BI dalam kepemimpinan Perry Warjiyo saat ini begitu agresif merespon perkembangan ekonomi global yang sampai saat ini terus bergejolak akibat perang dagang dan Brexit,” ujar Ibrahim.

Ibrahim memprediksi, pada perdagangan Senin (2/9/2019) rupiah akan kembali menguat terbatas dengan kisaran Rp14.165 per dolar AS hingga Rp14.233 per dolar AS.


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper