Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Lippo Karawaci Tbk. mencatatkan kenaikan marketing sales 84%, tapi ada penurunan dari segi pendapatan.
Pada semester I/2019, emiten berkode saham LPKR itu membukukan marketing sales sebesar Rp835 miliar, lebih tinggi 84% dibandingkan dengan semester I/2018 sebesar Rp453 miliar. Perseroan menargetkan untuk mencapai marketing sales sebesar Rp 2 triliun selama tahun 2019.
Adapun proyek township yang berkontribusi besar ada di kawasan Kemang, Jakarta Rp102 miliar dan Cikarang Rp451 miliar. Sementara proyek kondominium di Kemang menyumbang Rp47 miliar dan Puri Indah Rp70 miliar. Kendati demikian secara pendapatan segmen pengembangan properti lebih rendah daripada tahun lalu.
Corporate Communication Lippo Karawaci Danang Kemayan Jati mengatakan pendapatan pengembangan properti pada semester I/2019 turun 37,7% menjadi Rp991 miliar dibandingkan dengan tahun lalu Rp1,59 triliun.
“Bisnis ini memberikan kontribusi sebesar 18,7% dari total pendapatan di semester I/2019 dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 29,8%,” katanya dalam siaran resmi pada Jum’at (30/8).
Danang menjelaskan divisi urban development membukukan pendapatan sebesar Rp643 miliar mengkerut 42,7% dibandingkan dengan tahun lalu yang menembus Rp1,12 triliun. Demikian juga dengan divisi Large Scale Integrated Development LPKR yang hanya membukukan pendapatan sebesar Rp348. Jumlah itu lebih kecil 25,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 467 miliar.
Baca Juga
LPKR pun mencatat beban usaha segmen pengembangan properti turun 24,4% menjadi Rp 1,870 triliun dari Rp 1,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Tetapi, akibat dari penjualan yang juga rendah laba bruto segmen tersebut juga ikut mengkerut.
Per Juni, laba bruto perseroan milik keluarga riady itu tercatat merosot 70,3% dari posisi tahun lalu Rp913 miliar menjadi Rp271 miliar. Dengan demikian earnings before interest, taxes, depreciation and amortization [EBITDA] segmen properti ikut terkoreksi 264,2% menjadi rugi bersih Rp288 miliar dari posisi tahun lalu laba bersih Rp175 miliar.
Danang menyebut hal-hal yang sifatnya sesekali seperti penalti, pembengkakan biaya, dan hal-hal terkait lainnya terutama disebabkan oleh keterlambatan penyelesaian proyek-proyek adalah faktor penyebab kinerja tahun lalu lebih baik.
“Hal-hal sesekali ini merupakan bagian dari upaya manajemen baru untuk membersihkan, dan manajemen percaya bahwa hal-hal ini bersifat hanya sesekali dan manajemen akan berhati-hati,” katanya.
Sementara itu, John Riady Direktur Utama Lippo Karawaci mengatakan ada kemungkinan segmen properti akan lebih baik pada semester II/2019 dengan usainya Pemilihan Umum. “Kami berharap bahwa pada 2H19, pasar properti akan mulai membaik yang didorong oleh terpilihnya kembali Presiden serta kebijakan yang kondusif terhadap pasar properti bersamaan dengan pemangkasan suku bunga,” pungkasnya.