Bisnis.com, JAKARTA – Emiten jasa kesehatan PT Medikaloka Hermina Tbk. melaporkan pendapatan sebesar Rp1,79 triliun pada semester I/2019 atau naik 18 persen dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya berkat pasien umum.
Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategi Aristo Setiawijaja mengatakan pendapatan semester pertama tahun ini naik 18 persen dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu sebesar Rp1,51 triliun.
Kontribusi paling besar untuk pendapatan adalah pasien umum sebesar 57 persen, sedangkan kontribusi dari pasien jaminan kesehatan nasional (JKN) sebesar 43 persen.
“Pendapatan dari pasien umum kami terus tumbuh karena dibandingkan dengan tahun lalu kontribusi pasien umum itu 51 persen dan pasien JKN sebenarnya 49 persen,” katanya pada Senin (19/8) di Jakarta.
Dari sisi jumlah kunjungan, kata Aristo, Hermina lebih banyak kedatangan pasien JKN. Pasalnya, sebanyak 64 persen kunjungan rawat inap dan 53 persen pasien rawat jalan merupakan pasien JKN.
Aristo mengakui ada ketakutan dari investor kalau pasien JKN dapat mengganggu kinerja perseroan akibat tertundanya pembayaran. Namun, dia menyebut pembayaran selalu dibayar tepat waktu.
Baca Juga
"Kalaupun adaketerlambatan selalu ada kompensasi tambahan," ucapnya.
Emiten bersandi saham HEAL itu mengklaim mampu menjaga margin keuntungan dengan menerapkan skala ekonomi, peningkatan eflsiensi operasional, adopsi teknologi, dan menavigasi dinamika dari lingkungan regulasi kesehatan.
Sementara itu, HEAL juga menghasilkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar Rp429,2 miliar dengan peningkatan margin menjadi 24%.
Aristo mengatakan perseroan juga menunjukan kenaikan EBITDA sebesar 36,4% bila dibandingkan EBITDA pada semester I/2018 sebesar Rp314,7 miliar. Dia menyebut peningkataan margin berkat inisiasi penurunan biaya operasional.
Sampai dengan semester I/2019, tingkat hunian tempat tidur (BOR) RS Hermina berada pada level 70,6%. Perseroan juga telah melayani 181.950 kunjungan rawat inap dengan peningkatan 26,7% dari tahun ke tahun dan 2,95 juta kunjungan rawat jatan atau meningkat 15,3% dari tahun ke tahun.
Adapun total hari rawat inap meningkat sebesar 30,9% menjadi 474.700 hari dengan masa hospitalisasi rata-rata selama 2,6 hari. yang benokasi di pulau-pulau besar di Indonesia.