Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia mampu menguat pada perdagangan siang ini, Rabu (14/8/2019), sementara bursa Eropa tergelincir bersama indeks futures Amerika Serikat (AS) saat investor mencermati lesunya data ekonomi di China dan Jerman.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 turun 0,1 persen pada pukul 08.20 pagi waktu London (pukul 14.20 WIB), indeks DAX Jerman terkoreksi 0,2 persen, sedangkan indeks futures S&P 500 melemah 0,3 persen.
Sebaliknya, indeks MSCI Asia Pacific menguat 0,8 persen di tengah meredanya eskalasi tensi perdagangan antara AS dan China.
Pada Selasa (13/8) waktu setempat, Kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan pemerintahan Presiden Donald Trump akan menunda tarif 10 persen untuk barang-barang tertentu asal China, termasuk laptop dan ponsel, yang sedianya akan mulai diberlakukan pada 1 September.
Pengenaan tarif tersebut ditunda hingga pertengahan Desember untuk beberapa produk buatan China yang cenderung mengalami permintaan tinggi dalam daftar belanja liburan seperti telepon, laptop, dan mainan.
Pemerintah China kemudian mengatakan akan tetap berpegang pada rencana perundingan perdagangan pada September dengan AS.
Kendati sentimen positif itu menopang aset-aset berisiko, daya tarik aset safe haven, seperti mata uang yen Jepang yang kerap diburu investor di tengah ketidakpastian, kembali naik setelah data penjualan ritel dan data produksi industri China dilaporkan meleset dari perkiraan.
Pada saat yang sama, nilai tukar euro berfluktuasi menyusul rilis data yang menunjukkan kontraksi ekonomi Jerman pada kuartal kedua tahun ini. Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman turun 0,1 persen q-o-q, setelah mampu tumbuh 0,4 persen pada kuartal I/2019.
Sentimen positif pada pasar serta merta tergerus karena data dari China dan Jerman itu menambah kekhawatiran atas prospek pertumbuhan ekonomi global.
“Hubungan [AS-China] yang maju mundur ini diperkirakan akan bertahan,” ujar Catherine Yeung, direktur investasi di Fidelity International, seperti dilansir dari Bloomberg.
“Anda mungkin mendapatkan periode bantuan seperti apa yang dilihat saat ini, tetapi hubungan jangka menengah telah berubah sehingga pasar akan bereaksi dengan cara yang berfluktuasi atau naik turun,” tambahnya.
Di Hong Kong, Bandara Internasional Hong Kong dilaporkan kembali beroperasi normal setelah mengalami malam yang ricuh oleh para demonstran dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan peringatan terhadap pasukan China.