Bisnis.com, JAKARTA—PT Delta Dunia Makmur Tbk. mengoptimalkan pemanfaatan aset untuk mengerek kinerja keuangan setelah sempat tertekan pada semester I/2019.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2019, Delta Dunia Makmur mengantongi pendapatan US$435,35 juta. Posisi itu masih tumbuh 13,23% dari US$384,46 juta pada semester I/2018.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan Delta Dunia Makmur membengkak 22,57% secara tahunan dari US$304,8 juta pada semester I/2018 menjadi US$373,62 juta pada Januari-Juni 2019.
Akibat pertumbuhan beban pokok yang lebih tinggi dari pendapatan, emiten berkode saham DOID itu pun mengalami tekanan profitabilitas. DOID membukukan laba bersih US$4,06 juta pada semester I/2019. Realisasi tersebut lebih rendah 77,78% dari US$18,28 juta periode yang sama tahun lalu.
Regina Korompis, Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur, mengungkapkan pendapatan bersih perseroan US$221 juta pada kuartal II/2019. Posisi itu lebih tinggi 9% dari US$203 juta pada kuartal II/2018.
Adapun, earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) perseroan senilai US$57 juta pada kuartal II/2019. Realisasi itu turun 9% dari US$64 juta pada kuartal II/2018.
“Kondisi itu akibat harga batu bara yang lebih rendah dan curah hujan yang tinggi pada Juni 2019,” ujarnya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.
Untuk mengerek kinerja keuangan, Regina menyebut perseroan masih menerapkan strategi yang sama dengan kuartal sebelumnya. Menurutnya, DOID akan mengoptimalkan pemanfaatan aset.
Delta Dunia Makmur saat ini memfokuskan usaha di bidang jasa kontraktor pertambangan. Perseroan menjalankan usaha itu melalui entitas anak PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA).
BUMA merealisasikan volume pengupasan lapisan penutup batu bara atau overburden removal (OB) 94,1 juta bank cubic meter (bcm) pada kuartal II/2019. Pencapaian itu menurutnya tumbuh 5% dari 89,5 juta bcm pada kuartal II/2018.
Sepanjang semester I/2019, realisasi volume OB perseroan mencapai 191,1 juta bcm. Jumlah itu tumbuh 13% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Adapun, total volume produksi batu bara atau coal getting emiten berkode saham DOID itu mencapai 24,2 juta ton pada Januari 2019—Juni 2019 atau tumbuh 21% secara tahunan.
Manajemen DOID meyakini mampu mencapai target volume OB 380 juta bcm—420 juta bcm yang dibidik pada 2019. Optimisme itu sejalan dengan keahlian dan operasional yang baik dari perseroan.
DOID mengincar pendapatan US$850 juta hingga US$950 juta pada 2019. Dengan demikian, pertumbuhan yang dibidik hingga mencapai 6% dari realisasi US$892 juta pada 2018.
Dengan demikian, perseroan EBITDA US$280 juta hingga US$320 juta tahun ini. Target tersebut naik hingga 7,38% dibandingkan dengan US$298 juta pada 2018.