Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Unilever Tumbuh 5,21 Persen, Begini Prospek Sahamnya

Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan, laba Unilever masih tumbuh single digit. Adapun, pendapatan sebenarnya tumbuh lebih tinggi jika tidak memperhitungkan segmen spread pada tahun lalu.
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Dealing Room Bank Permata, Jakarta, Rabu (4/4/2018)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Dealing Room Bank Permata, Jakarta, Rabu (4/4/2018)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah analis menilai saham PT Unilever Indonesia Tbk. masih menarik kendati pertumbuhan laba bersih masih di kisaran single digit.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan, laba Unilever masih tumbuh single digit. Adapun, pendapatan sebenarnya tumbuh lebih tinggi jika tidak memperhitungkan segmen spread pada tahun lalu.

Suria memperkirakan perolehan laba pada semester II/2019 bakal turun dibandingkan semester II/2018. Sebab, pada kuartal III/2018, perseroan memperoleh pendapatan dari hasil penjualan bisnis spreads.

Meski pertumbuhan volume diperkirakan masih berat, tetapi UNVR memiliki konsumen yang loyal. Sehingga, kenaikan penjualan Unilever bakal didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata (average selling price/ASP).

Suria menilai saham UNVR masih menarik karena perusahaan memberikan dividen pay out ratio 100 persen, memiliki ROE di atas 100 persen. Namun, saat ini analis memberikan rekomendasi hold terhadap saham UNVR dengan target harga sekitar Rp48.500.

“Sementara ini hold karena valuasinya premium,” katanya.

Victoria Venny, Analis MNC Sekuritas, memproyeksikan kinerja positif pada semester I/2019 ditopang meningkatnya daya beli masyarakat pada momentum Lebaran. Namun, perolehan penjualan dan laba bersih cenderung stagnan.

Kepala Riset Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe mengatakan, pertumbuhan volume Unilever cenderung tipis. Menurutnya, sulit bagi perusahaan consumer goods itu tumbuh lebih tinggi karena Unilever telah menjadi market leader hampir di seluruh produk yang dimiliki.

Sementara itu, kinerja saham yang masih tertekan karena sentimen dari perhitungan LQ45 yang akan menggunakan sistem free float secara penuh pada Agustus mendatang. Melewati bulan tersebut, analis memperkirakan saham UNVR kembali menguat.

Kiswoyo memberikan rekomendasi beli terhadap saham UNVR dengan harga wajar Rp58.000 hingga akhir tahun 2019. "Hampir setiap tahun, UNVR mengeluarkan 40 produk baru. Ini untuk mempertahankan posisi mereka sebagai market leader," katanya.

Pada perdagangan Kamis (25/7/2019), saham UNVR ditutup melemah 1,05 persen ke level Rp44.950. Dengan level itu, maka kapitalisasi pasar UNVR senilai Rp342,97 triliun. Sepanjang tahun berjalan, saham UNVR masih tertekan 0,99 persen. Saat ini saham UNVR diperdagangkan di level price earning ratio 49,02 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper