Bisnis.com, JAKARTA -- Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi kepada perusahaan energi milik Pemerintah China, Zhuhai Zhenrong Co Ltd, karena diduga melanggar pembatasan yang diberlakukan pada sektor minyak Iran.
"Kami sudah mengatakan bahwa kami akan memberikan sanksi atas perilaku yang dapat dikenakan sanksi, dan kami bersungguh-sungguh," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam pidatonya di Florida, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (23/7/2019).
Sanksi baru itu diberlakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan negara-negara Barat, serta antara AS dan China yang telah terlibat dalam perang dagang.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah meningkatkan sanksi terhadap Iran, pascakeluar dari kesepakatan nuklir damai antara Teheran dengan sejumlah negara adidaya.
Dalam pernyataannya, Pompeo menuding Zhuhai Zhenrong secara sadar terlibat dalam transaksi signifikan untuk pembelian atau akuisisi minyak mentah dari Iran setelah pengecualian sanksi oleh AS terhadap China diberhentikan pada 2 Mei 2019. Sanksi itu memblokir semua properti dan kepentingan Zhuhai Zhenrong di AS dan melarang kepala eksekutifnya, Youmin Li, masuk ke Negeri Paman Sam.
"Setiap entitas yang mempertimbangkan untuk menghindari sanksi kami harus memperhatikan tindakan ini. Hal ini menggarisbawahi komitmen kami untuk penegakan dan untuk meminta pertanggungjawaban rezim Iran," paparnya.
Baca Juga
Kedutaan Besar (Kedubes) China di Washington menolak sikap AS tersebut. Lewat surat elektronik, pihak kedutaan menyampaikan China dengan tegas menentang penerapan sanksi sepihak AS.
"Kami mendesak AS untuk segera memperbaiki kesalahannya dan dengan sungguh-sungguh menghormati hak dan kepentingan hukum pihak lain," demikian disampaikan Kedubes China.
Zhuhai Zhenrong, yang mengkhususkan diri dalam membeli minyak Iran dan berbasis di Beijing, sebelumnya dikenai sanksi pada 2012 oleh pemerintahan Presiden Barack Obama atas urusannya dengan Iran.
Perusahaan itu merupakan anak usaha perusahaan milik Pemerintah China, Nam Kwong Group, yang berbasis di Makau usai merger yang diamanatkan oleh Beijing pada akhir 2015.
Dalam keterangan di laman resminya pada Selasa (23/7), Nam Kwong menyatakan bahwa Zhuhai Zhenrong sudah dilepas (spin off) sejak 30 September 2018. Nam Kwong menegaskan tidak lagi memiliki ikatan ekuitas maupun hubungan bisnis atau hukum dengan trader minyak itu.
Analis di ClearView Energy Partners mengungkapkan Zhuhai Zhenrong sebagian besar terputus dari sistem keuangan China, yang akan membatasi merembetnya sanksi terhadap entitas lain dan sistem perbankan. Tetapi, langkah Washington dipandang sebagai satu kesempatan untuk menunjukkan sikap pemerintahan Trump terhadap Iran.
"Kami melihat sasaran diarahkan hanya ke China, tetapi juga pada pembeli potensial lainnya, seperti Turki dan mungkin Rusia, yang bisa berfungsi sebagai perantara untuk minyak dari Iran ke negara-negara lain," tutur ClearView.
Menurut data dari pemerintah dan sumber-sumber perdagangan, impor minyak mentah Asia dari Iran turun ke level terendah pada Mei 2019, dalam setidaknya 5 tahun terakhir. Kondisi ini terjadi setelah China dan India mengurangi pembelian di tengah sanksi AS, sedangkan Jepang dan Korea Selatan menghentikan impor.