Bisnis.com, JAKARTA — Panin Asset Management optimistis pertumbuhan dana kelolaan akan lebih kencang pada semester II/2019.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sepanjang paruh pertama tahun ini, dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) industri reksa dana hanya tumbuh 1,44 persen menjadi Rp512,58 triliun dari posisi pada akhir tahun lalu yang sebesar Rp505,29 triliun.
Kenaikan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan 6,35 persen pada periode yang sama tahun lalu. Sepanjang 2018, dana kelolaan reksa dana mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,44 persen.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menjelaskan penyebab lambatnya pertumbuhan AUM reksa dana sepanjang semester I/2019 dikarenakan banyaknya hari perdagangan yang terpangkas libur.
“Menurut saya, kemungkinan karena libur yang cukup panjang sehingga waktu efektif lebih pendek. Pada Juni kan ada libur Lebaran, biasanya investor banyak yang memilih untuk mengamankan posisi,” katanya kepada Bisnis, Senin (22/7/2019).
Selain itu, sambung Rudiyanto, para manajer investasi tampaknya juga banyak yang telah mengalihkan penerbitan produk reksa dana terproteksi ke semester II/2019.
Baca Juga
Berdasarkan data Infovesta Utama, reksa dana terproteksi memang mengalami penurunan AUM. Secara bulanan, per akhir Juni 2019, AUM reksa dana terproteksi turun hingga Rp1,10 triliun disertai anjloknya jumlah unit penyertaan sebesar 1,29 persen.
Saat ini, Panin Asset Management pun tengah menyiapkan 6 produk reksa dana baru yang masih dalam proses di OJK, terdiri atas 1 produk reksa dana pendapatan tetap, 1 produk reksa dana pasar uang, 1 produk reksa dana indeks, 1 produk reksa dana saham, dan 2 produk reksa dana terproteksi.
Diharapkan dengan peluncuran produk yang sesuai jadwal serta penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menuju 7.200—7.400 pada akhir tahun, target AUM Panin Asset Management sebesar Rp14,5 triliun dapat tercapai.
“Nantinya setelah [produk baru] terbit—sesuai dengan jadwal yang kami targetkan—dan IHSG sampai akhir tahun bisa ke 7.200—7.400, harusnya target Rp14,5 triliun ini masih cukup optimis,” tutur Rudiyanto.
Per Juni 2019, total dana kelolaan Panin Asset Management tercatat sebesar Rp11,96 triliun atau naik 5,56 persen dari posisi pada akhir tahun lalu, yang senilai Rp11,33 triliun.
Adapun reksa dana pendapatan tetap menjadi kontributor paling besar dalam peningkatan AUM perseroan dengan kenaikan sebesar Rp523,50 miliar.
Rudiyanto menerangkan kenaikan dana kelolaan yang tipis tersebut disebabkan oleh banyaknya investor yang merealisasikan keuntungan setelah IHSG melemah sepanjang tahun lalu. Adapun IHSG telah naik 2,65 persen.
“Produk reksa dana saham Panin AM rata-rata return-nya positif di atas market, jadi kesempatan ini digunakan oleh investor terutama institusi untuk melakukan realisasi profit,” ujarnya.
Ke depannya, dengan suku bunga yang sudah turun dan prospek IHSG akan membaik pada semester II/2019, Rudiyanto pun optimistis total dana kelolaan manajer investasi dapat kian melaju.
Namun, dirinya mengingatkan, perkembangan harga komoditas dan ancaman defisit neraca berjalan akan menjadi tantangan pada semester kedua ini.
“Outlook, terus terang Panin AM sangat positif dengan pertimbangan saat ini. Selain suku bunga turun, bank sentral dunia juga dalam era pelonggaran likuiditas. Kalau melonggarkan likuiditas itu biasanya sangat positif bagi pasar modal,” tambah Rudiyanto.