Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Didukung Katalis Ganda, Rupiah Ditutup Terapresiasi

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (19/7/2019) rupiah ditutup di level Rp13.938 per dolar AS, menguat 0,158% atau 23 poin.
Transkasi penukaran uang rupiah di sebuah money changer di Jakarta, Selasa (4/9/2018)./Reuters-Willy Kurniawan
Transkasi penukaran uang rupiah di sebuah money changer di Jakarta, Selasa (4/9/2018)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah mendapatkan keberuntungan berganda sehingga mampu melanjutkan penguatannya pada perdagangan Jumat (19/7/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (19/7/2019) rupiah ditutup di level Rp13.938 per dolar AS, menguat 0,158% atau 23 poin.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa rupiah mendapatkan keberuntungan ganda yang datang dari Bank Sentral AS dan bank sentral dunia lainnya yang diproyeksi menurunkan suku bunga acuan sebagai dampak dari perang dagang dan Brexit yang hingga saat ini belum ada kejelasan.

“Rupiah dalam perdagangan tadi pagi sempat menguat di level Rp13.885 per dolar AS, walaupun kembali ke level Rp13.920 per dolar AS. Pada perdagangan Senin (22/7/2019) rupiah kemungkinan masih akan menguat terbatas di level Rp13.875 hingga Rp13.950 per dolar AS,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Jumat (19/7/2019).

Adapun, Bank Indonesia yang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75% telah membantu rupiah untuk bergerak naik. Bahkan, BI membuka peluang penurunan lagi di masa yang akan datang.

Pemangkasan dilakukan karena BI memiliki ruang lebih besar untuk melonggarkan kebijakan, terutama karena terjaganya inflasi dan momentum mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

“Ruang tersebut dimanfaatkan oleh BI untuk memacu perekonomian lebih kencang, sehingga berdampak positif bagi rupiah,” ujar Ibrahim.

Sementara itu, Kepala Strategi Makro Asia di Westpac Banking Singapura Frances Cheung mengatakan bahwa kemungkinan besar stabilitas rupiah akan tetap dipertahankan sehingga membuka jalan pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh BI ketika The Fed juga diperkirakan memangkas suku bunga pada akhir bulan.

“Meskipun perbedaan imbal hasil dengan treasury AS telah menyempit, pasar Indonesia tetap menarik seiring dengan Indonesia mempertahankan aliran masuk obligasinya,” papar Frances seperti dikutip dari Bloomberg.

Di sisi lain, Presiden Federal Reserve New York John Williams mengatakan bahwa lebih baik mengambil tindakan pencegahan daripada menunggu bencana terjadi yang sontak menambahkan kepercayaan diri pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada akhir bulan ini.

Komentar tersebut menghidupkan kembali harapan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin dibandingkan dengan pandangan konsensus sebesar 25 basis poin yang lebih sederhana pada FOMC 30-31 Juli mendatang.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor lainnya saat ini bergerak menguat 0,18% menjadi 96,966.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper