Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2019, Produksi dan Penjualan Bukit Asam (PTBA) Tumbuh Dua Digit

Realisasi volume produksi batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) tumbuh dua digit secara tahunan pada semester I/2019 hampir mencapai 13 juta ton pada Januari 2019—Juni 2019. Jumlah itu naik 14% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Bisnis.com, JAKARTA— Volume penjualan dan produksi batu bara PT Bukit Asam Tbk. tumbuh dua digit secara tahunan pada semester I/2019

Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Suherman mengungkapkan realisasi volume produksi batu bara perseroan hampir mencapai 13 juta ton pada Januari 2019—Juni 2019. Menurutnya, jumlah itu naik 14% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Dari sisi penjualan, Suherman menuturkan perseroan merealisasikan sekitar 13,4 juta ton per akhir Juni 2019. Pencapaian tersebut tumbuh 10% dari periode semester I/2018.

“Pasar masih cukup prospektif,” ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (17/7/2019).

Berdasarkan catatan Bisnis.com, perseroan membidik volume produksi 27,26 juta ton pada 2019. Target yang dibidik tumbuh 3% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu.

Adapun, volume penjualan yang dibidik emiten berkode saham PTBA itu sebanyak 28,38 juta ton atau tumbuh 15% secara tahunan. Secara detail, jumlah itu berasal dari penjualan domestik 13,67 juta ton dan penjualan ekspor 14,71 juta ton.

Dengan volume penjualan dan produksi per semester I/2019, artinya PTBA telah merealisasikan sekitar 47,68% target produksi dan 47,21% target penjualan tahun ini.

Manajemen PTBA sebelumnya memaparkan target penjualan 2019 ditopang oleh rencana penjualan ekspor untuk batu bara medium to high calorie ke pasar premium sebesar 3,8 juta ton.

Untuk mendukung optimasi pengangkutan batu bara, PTBA juga telah bekerja sama dengan PT Kerata Api Indonesia (Persero). Tahun ini, produsen batu bara milik negara itu akan menyelesaikan pengembangan proyek angkutan batu bara jalur kereta api Tanjung Enim—Kertapati dengan kapasitas 5 juta ton per tahun serta pengembangan fasilitas Dermaga Kertapati.

Selain itu, proyek angkutan kereta api arah Tanjung Enim—Tarahan direncanakan akan diselesaikan pada 2019 dengan kapasitas 20,3 juta ton per tahun dan menjadi 25 juta ton per tahun pada 2020.

Secara terpisah, Senior Vice President Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial menilai realisasi volume penjualan dan produksi PTBA per semester I/2019 masih sejalan dengan ekspektasi pasar. Dengan demikian, pencapaian itu menurutnya akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan perseroan.

“Harusnya [kinerja keuangan] masih tumbuh walau tidak akan double digit,” jelasnya.

Seperti diketahui, berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2019, PTBA mengantongi laba bersih Rp1,13 triliun. Posisi itu turun 21,63% dibandingkan Rp1,45 triliun pada akhir Maret 2018.

Lebih lanjut, Janson menjelaskan bahwa prospek PTBA sebenarnya masih lebih baik dibandingkan dengan emiten batu bara lainnya yang memiliki orientasi ekspor ke China dan negara Asia Pasifik seperti Korea, Jepang, dan Taiwan.

“PTBA penjualannya lebih orientasi ke domestik, itu kelebihan kompetitifnya karena Indonesia masih sangat membutuhkan power plant untuk menunjang pembangunan infrastruktur ke depan,” jelasnya.

Dia menambahkan harga batu bara dunia masih cenderung datar dalam beberapa tahun ke depan. Pasalnya, China saat ini lebih berorientasi ke penguatan konsumsi domestik.

Dengan strategi PTBA yang lebih fokus ke domestik, Janson merekomendasikan buy on weakness (bow) saham PTBA di level Rp2.700 dengan target harga Rp3.300. Faktor lain yang membuat saham perseroan atraktif yakni dividend yield yang tinggi secara historis dengan rata-rata 5%—6%.

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham PTBA terkoreksi 20 poin atau 0,70% ke level Rp2.820 pada penutupan perdagangan, Rabu (17/7/2019). Untuk periode berjalan 2019, pergerakan tercatat telah mengalami koreksi 34,42%.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper