Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rights Issue Lippo Tarik Rp11,2 Triliun Masuk Indonesia

CEO LPKR John Riady menyebut mayoritas tambahan modal yang berasal dari investor luar negeri itu menunjukkan kepercayaan global akan potensi perekonomian nasional. Dana rights issue Lippo Karawaci ini merupakan salah satu investasi masuk terbesar ke Indonesia di tahun ini.
Pekerja beraktivitas di kawasan proyek pembangunan apartemen Meikarta, di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (15/10/2018)./ANTARA-Risky Andrianto
Pekerja beraktivitas di kawasan proyek pembangunan apartemen Meikarta, di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (15/10/2018)./ANTARA-Risky Andrianto

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan properti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengantongi tambahan modal baru sebesar Rp 11,2 triliun yang diperoleh melalui skema penerbitan saham baru atau rights issue.

CEO LPKR John Riady menyebut mayoritas tambahan modal yang berasal dari investor luar negeri itu menunjukkan kepercayaan global akan potensi perekonomian nasional. Dana rights issue Lippo Karawaci ini merupakan salah satu investasi masuk terbesar ke Indonesia di tahun ini.

“Kami rasa dengan banyaknya investor asing yang tertarik dengan rights issue Lippo Karawaci menunjukan kepercayaan global yang makin tinggi terhadap perekonomian nasional,” CEO LPKR John Riady, ddalam keterangan pers Senin (15/7/2019).

Realisasi rights issue tersebut diyakini akan memberikan efek positif bagi pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, kepercayaan pasar global yang tinggi kepada perekonomian Indonesia akan turut mengundang investor asing lain untuk menyuntikkan dananya ke Indonesia.

“Investasi masuk ke Indonesia tentu saja sangat positif karena turut menggerakkan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan memberikan kesempatan bagi industri terkait untuk ikut maju. Lippo Karawaci berbahagia dapat membantu pemerintah agar arus investasi ke dalam negeri semakin meningkat,” kata John Riady.

Nantinya, dana rights issue Lippo Karawaci akan digunakan untuk melanjutkan investasi di proyek-proyek utama di sejumlah daerah. Berbagai proyek ini akan turut mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di berbagai pelosok nusantara, termasuk Meikarta di Cikarang.

Disebutkan bahwa pada Agustus mendatang akan dilakukan topping off empat tower pertama Meikarta. Sejauh ini, 65 persen dari seluruh apartemen Meikarta yang ditawarkan diklaim telah laku terjual, atau sejumlah 14.000 unit.

Menurutnya, kesenjangan pembangunan rumah dan kebutuhan masyarakat akan perumahan (backlog) saat ini masih tinggi. Dengan dana itu, LPKR ingin membantu pemerintah dengan menyediakan produk properti yang lebih terjangkau oleh masyarakat, baik landed house, hingga apartemen. 

John melanjutkan, transformasi yang terus dilakukan perseroan diyakini akan mendorong momentum pertumbuhan Indonesia dan optimisme terhadap LPKR sebagai perusahaan real estat terbesar di Indonesia dalam hal pendapatan dan aset.

“Lippo Karawaci berkomitmen untuk dukung akselerasi pertumbuhan ekonomi. Aksi korporasi sejalan dengan keinginan pemerintah untuk terus meningkatkan dana investasi langsung ke dalam negeri.  Kami pun memiliki kemampuan untuk memenuhi permintaan yang meningkat akan perumahan di Indonesia,” kata John Riady.

Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai, ada sejumlah hal yang perlu diperbaiki agar FDI makin besar, antara lain permasalahan pembebasan lahan, perizinan, konsistensi kebijakan, koordinasi pusat daerah, perburuhan, pengupahan, hingga ketersediaan bahan baku.

Ia menyebut bahwa masuknya FDI melalu rights issue tentu sangat positif, menjadi bukti ekonomi kita kian positif. Diharapkan, semakin banyak investor lain yang masuk. “Tentu investasi juga bukan kepemilikan equity saja sehingga bisa sewaktu-waktu menjual kepemilikannya dan keluar,” ujar Piter.

Ia mewanti-wanti, meskipun pemerintah sudah mengeluarkan 16 paket kebijakan tahun lalu yang mayoritas bertujuan memperbaiki ease of doing business khususnya terkait dengan perizinan termasuk mengeluarkan kebijakan OSS,  perizinan tetap menjadi faktor penghambat realisasi investasi khususnya FDI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper