Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa ditutup di level terendah dua pekan pada perdagangan Kamis (11/7/2019) di tengah kekhawatiran bahwa pemerintah AS dapat melakukan intervensi pada harga obat yang tinggi, sementara optimisme dari sikap dovish Federal Reserve memudar.
Pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang mendorong prospek pemangkasan suku bunga sebelumnya mampu membuat indeks saham acuan kawasan Eropa di awal perdagangan.
Namun indeks Stoxx 600 kemudian tergelincir ke zona merah dan ditutup turun 0,1 persen, berdasarkan data Reuters.
Pada Kamis (11/7), Gedung Putih mengumumkan mengabaikan dorongan untuk perubahan struktur rabat farmasi. Hal ini memberi kelegaan kepada perusahaan asuransi kesehatan tetapi membebani produsen obat, termasuk di Eropa.
Saham Novo Nordisk, UCB, Astrazeneca, dan Roche masing-masing berakhir hampir 2 persen, sekaligus menyeret indeks farmasi turun 0,7 persen, bobot terbesar pada bursa Eropa.
“Sebagian besar produsen obat mendukung inisiatif untuk menghilangkan rabat tetapi sekarang kami tidak melihat solusi untuk tantangan yang dihadapi produsen terkait tumbuhnya rabat,” jelas Morgan Stanley dalam sebuah riset.
“Kurangnya kemajuan di Washington menunjukkan bahwa industri akan menghadapi tekanan politik yang berkelanjutan, termasuk risiko legislatif.”
Turut menekan sektor ini adalah turunnya saham produsen peralatan pencitraan medis Jerman Siemens Healthineers sebesar 6 persen di tengah kekhawatiran tentang kinerja bisnis Diagnostiknya.
Pada saat yang sama, saham otomotif berakhir turun 0,6 persen karena serangkaian peringatan oleh pemasok mobil/industri kecil.