Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Menguat, Rupiah Parkir di Zona Merah

Analis PT Monex Investindo Futures Andian mengatakan bahwa pelemahan rupiah masih dipicu oleh dolar AS kendati penguatan greenback saat ini sudah tidak terlalu signifikan seperti perdagangan sebelumnya ketika data NFP AS periode Juni dirilis positif.
Nasabah menghitung uang di sebuah Money Changer, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha
Nasabah menghitung uang di sebuah Money Changer, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang Garuda ditutup di zona merah pada perdagangan Senin (8/7/2019), masih dibayangi oleh kuatnya data ketenagakerjaan AS periode Juni yang dirilis pada akhir pekan lalu.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Senin (8/7/2019) rupiah berada di level Rp14.108 per dolar AS, melemah 0,17% atau 25 poin.

Analis PT Monex Investindo Futures Andian mengatakan bahwa pelemahan rupiah masih dipicu oleh dolar AS kendati penguatan greenback saat ini sudah tidak terlalu signifikan seperti perdagangan sebelumnya ketika data NFP AS periode Juni dirilis positif.

Tercatat, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor lainnya bergerak stabil cenderung melemah di level 97,226.

"Penguatan dolar AS saat ini juga di dukung ketakutan para pelaku pasar bahwa data NFP AS yang cukup baik membawa kemungkinan tidak terjadinya pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed pada akhir bulan ini," ujar Andian saat dihubungi Bisnis, Senin (8/7/2019).

Namun, Andian mengatakan bahwa pelemahan rupiah kali ini terjadi karena mata uang Garuda hanya mencoba mengoreksi pergerakannya dari level atas untuk kembali turun. Dia menilai jika tidak terdapat sentimen yang dapat membantu penguatan dolar AS lagi, maka rupiah berpotensi kembali menguat.

Oleh karena itu, dia memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.050 per dolar AS hingga Rp14.250 per dolar AS pada perdagangan Selasa (9/7/2019). Sementara itu, untuk perdagangan satu pekan, rupiah diprediksi bergerak di kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.300 per dolar AS.

Di sisi lain, dari sentimen dalam negeri, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2019 bakal melandai atau lebih rendah dibandingkan dengan kuartal II/2018.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2019 diproyeksikan tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan pada kuartal I/2019, yaitu dikisaran 5,07% hingga 5,1%.

"Oleh karena itu, dalam transaksi besok rupiah juga masih akan melemah disebabkan data eksternal dan internal yaitu PDB kuartal II yang lambat," ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (8/7/2019).

Dia memprediksi rupiah bergerak di kisaran Rp14.065 per dolar AS hingga Rp14.200 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper