Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara di sejumlah bursa komoditas kompak berakhir di posisi lebih tinggi pada perdagangan Senin (1/7/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Agustus 2019 ditutup menguat 0,94 persen atau 0,65 poin di posisi US$69,50 per metrik ton, setelah mampu rebound dan berakhir naik 0,22 persen atau 0,15 poin di level 68,85 pada perdagangan Jumat (28/6).
Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Oktober 2019 ikut ditutup menguat 0,81 persen atau 0,45 poin di level 56,30 pada perdagangan Senin (1/7/2019), kenaikan hari kedua berturut-turut.
Adapun harga batu bara thermal untuk pengiriman September 2019 di Zhengzhou Commodity Exchange, mampu lanjut naik 0,17 persen atau 1 poin dan berakhir di level 601,8 yuan per metrik ton, kenaikan hari kedua.
Meski menguat, China Coal Transport & Distribution Association dalam risetnya menerangkan permintaan dari pembangkit-pembangkit listrik sedang dipenuhi dengan kontrak-kontrak jangka panjang baru sejak awal bulan.
“Sementara itu, pasar menghadapi ketidakpastian mengenai hasil tambang dan konsumsi daya dalam negeri,” tambah CCTD, seperti dilansir dari Bloomberg.
Sejalan dengan batu hitam, harga minyak mentah ditutup menguat pada perdagangan Senin (1/7), setelah kesepakatan OPEC untuk memperpanjang pembatasan produksi mampu mengimbangi data ekonomi yang lemah.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus naik 1,1 persen atau 0,62 poin ke level US$59,09 per barel pada penutupan perdagangan di New York Mercantile Exchange.
Adapun minyak Brent untuk kontrak September ditutup menguat 0,32 poin ke level US$65,06 di ICE Futures Europe Exchange.
Setelah melonjak pada awal perdagangan Senin, harga minyak berfluktuasi sepanjang perdagangan, bahkan setelah OPEC memutuskan untuk memperpanjang pengurangan produksi hingga sembilan bulan ke depan.
OPEC kemudian menghabiskan berjam-jam berdebat tentang proposal untuk meresmikan kerjasama dengan Rusia dan sekutu lainnya.
“Meskipun negosiasi OPEC yang berlarut-larut bukanlah hal yang baru, pelaku pasar menjadi sedikit gelisah," kata Ashley Petersen, analis minyak di Stratas Advisors LLC, seperti dikutip Bloomberg.
Reli pada hari Senin, tambah Petersen, mungkin telah kehilangan tenaganya karena investor melakukan profit taking setelah AS dan China mencapai gencatan senjata perdagangan akhir pekan ini.
Terlepas dari adanya perjanjian OPEC, para pelaku pasar juga menghadapi laporan manufaktur yang mengecewakan dari AS, China dan Eropa yang merusak kepercayaan tentang permintaan minyak di masa mendatang.
Morgan Stanley menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global kendati ada kesepakatan oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk menghidupkan kembali pembicaraan perdagangan.
Pergerakan harga batu bara kontrak Agustus 2019 di bursa Newcastle | |
---|---|
Tanggal | US$/MT |
1 Juli | 69,50 (+0,94 persen) |
28 Juni | 68,85 (+0,22 persen) |
27 Juni | 68,70 (-1,22 persen) |
Sumber: Bloomberg