Bisnis.com, JAKARTA - Harga karet berjangka di bursa Singapura berhasil rebound pada perdagangan Senin (1/7/2019) seiring dengan penurunan produksi karet dalam 4 bulan pertama tahun ini di tengah tingkat konsumsi dunia yang meningkat.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (1/7/2019) hingga pukul 16.14 WIB, harga karet untuk kontrak September 2019 di bursa Singapura bergerak menguat 0,89% menjadi US$146,6 per kilogram.
Sementara itu, harga karet untuk kontrak Desember 2019 di bursa Tokyo bergerak melemah 0,36% menjadi 194,5 yen per kilogram.
Asosiasi Negara Penghasil Karet Alam mengatakan bahwa total volume karet alam yang diproduksi secara global telah menurun sebanyak 5,1% year on year menjadi hanya sekitar 3,95 juta ton dalam periode Januari hingga April tahun ini.
Kendati demikian, berkurangnya jumlah produksi terjadi bersamaan dengan tingkat konsumsi duni pada periode yang sama tumbuh sebanyak 1% menjadi 4,59 juta ton.
"Sentimen di pasar tetap kuat berkat adanya pembatasan ekspor dari produsen utama dan kekurangan pasokan musiman selama musim dingin lalu," tulis Asosiasi Negara Penghasil Karet Alam dalam keterangan resminya, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (1/7/2019).
Baca Juga
Selain itu, sentimen bullish juga datang setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk memulai kembali negosiasi perdagangan sehingga meningkatkan prospek komoditas seiring dengan proyeksi pulihnya pertumbuhan global.
Pun, proyeksi pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed dalam waktu dekat juga telah membantu karet untuk bergerak naik.
Di sisi lain, penurunan tajam pada indeksi PMI Asia periode Juni telah menunjukkan sektor manufaktur di kawasan tersebut masih terkontraksi.