Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup OSO : Harga Saham Citra Putra Realty (CLAY) Naik Tajam, Bagaimana Prospeknya?

Kinerja saham emiten properti, Grup OSO, PT Citra Putra Realty Tbk. (CLAY) telah naik 17 kali dari harga awal penawaran saham perdana senilai Rp180 per saham, menuju level Rp3.180 per saham.
Komisaris Utama PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) Raja Sapta Ervian (kiri) berbincang dengan Direktur PT Bursa Efek Indonesia I Nyoman Gede Yetna disela-sela pencatatan perdana saham perseroan, di Jakarta,  Jumat (18/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Komisaris Utama PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) Raja Sapta Ervian (kiri) berbincang dengan Direktur PT Bursa Efek Indonesia I Nyoman Gede Yetna disela-sela pencatatan perdana saham perseroan, di Jakarta, Jumat (18/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja saham emiten properti, Grup OSO, PT Citra Putra Realty Tbk. (CLAY) telah naik 17 kali dari harga awal penawaran saham perdana senilai Rp180 per saham, menuju level Rp3.180 per saham.

Adapun pemegang saham CLAY terdiri dari PT Citra Putra Mandiri sebanyak 77,77% dan publik 22,23%. Animo investor pasar modal semakin tinggi kepada CLAY mengingat adanya proyek yang tengah berjalan di Pontianak.

Analis PT Panin Sekuritas William Hartanto mengungkapkan bahwa kenaikan harga saham CLAY karena minat investor yang tinggi sehingga tidak banyak melakukan aksi jual sejak IPO. Menurutnya, saham CLAY masih akan terus menguat hingga bulan depan.

"Minat investor tinggi, tidak banyak yang mau jual sejak IPO, target harga hingga bulan depan bisa mencapai Rp3.300 per saham," ungkapnya saat dihubungi, Senin (1/7/2019).

Saat ini, CLAY mengoperasikan dua hotel yakni The Stones Hotel di Bali dan The Clay Hotel di Jakarta. Akan tetapi, Grup OSO ini bakal membangun hotel bintang lima di Pontianak.

CLAY melantai pada awal Januari 2019 dan mengantongi dana senilai Rp93,6 miliar, dimana 84% akan digunakan untuk melakukan pembelian tanah (landbank) atau lahan seluas 8.500 m2 di Pontianak dan sisanya sekitar 16% akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

Perseroan menilai, pembangunan hotel bintang 5 tersebut menjadi kebutuhan di Pontianak, sebab ibu kota Kalimantan Barat itu belum memiliki hotel bintang lima.

Terpisah, Wawan Hendrayana, Kepala Riset Infovesta Utama mengungkapkan bahwa  dari sisi laporan keuangan CLAY masih merugi, akan tetapi investor menilai  proyek Grup OSO di Pontianak akan menghasilkan keuntungan yang baik.

Pada kuartal I/2019, pendapatan yang dikantongi CLAY mencapai Rp37,65 miliar, turun 6,8% dari posisi Rp40,4 miliar. Sementara itu, rugi bersih yang dapat diatribusikan semakin mengecil menjadi Rp8,42 miliar pada kuartal I/2019, dari posisi Rp11,85 miliar.

Hingga saat ini, kapitalisasi pasar CLAY sudah menembus Rp8,17 triliun. Mengutip hasil paparan publik, manajemen CLAY berencana meningkatkan pendapatan dari properti yang dikelola perseroan maupun anak usaha.

Sepanjang tahun ini, CLAY menilai, prospek industri pariwisata Indonesia khususnya di Bali masih menjadi tujuan wisata investor asing dan domestik. CLAY memproyeksikan, pertumbuhan pendapatan dan laba bersih masing-masing 10% dan 53%.

Saat dihubungi, Senin (1/7/2019), Direktur Keuangan Citra Putra Realty Dodon Trikoeswardana mengungkapkan, proyek di Pontianak masih berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Dia pun mengharapkan, proyek di Pontianak bisa mengerek kinerja perseroan kelak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper