Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran Pasokan Melebihi Rekor Konsumsi Bensin AS, Minyak Mentah Tergelincir

Harga minyak mentah tergelincir di bawah US$54 per barel karena kekhawatiran tentang perdagangan global dan kelebihan pasokan membayangi rekor konsumsi bensin di A

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah tergelincir di bawah US$54 per barel karena kekhawatiran tentang perdagangan global dan kelebihan pasokan membayangi rekor konsumsi bensin di AS.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli turun 0,3 persen atau 0,14 poin ke level US$53,76 per barel pada akhir perdagangan Rabu (19/6/2019) di New York Mercantile Exchange.

Harga minyak AS ini mencatat kenaikan satu hari terbaik dalam lima bulan pada hari Selasa karena OPEC dan mitra-mitranya membahas perpanjangan sementara AS dan China mengatakan mereka akan menghidupkan kembali pembicaraan perdagangan yang tertunda.

Sementara itu, minyak Brent untuk penyelesaian Agustus turun 0,32 poin atau 0,5 persen ke level US$61,82 per barel di London ICE Futures Europe Exchange, setelah ditutup 2 persen lebih tinggi pada hari Selasa.

Dilansir Bloomberg, Energy Information Administration (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah AS turun 3,1 juta barel pekan lalu, melampaui perkiraan 12 analis dalam survei Bloomberg. Sementara itu, permintaan bensin mencapai rekor 9,93 juta barel per hari.

Laporan itu muncul beberapa jam setelah OPEC dan sekutunya secara resmi mengusulkan tanggal awal Juli untuk membahas pengurangan pasokan baru, mengakhiri minggu spekulasi tentang apakah kelompok produsen minyak utama tersebut dapat mengatasi perbedaan.

Arab Saudi, Irak dan Uni Emirat Arab – tiga anggota terbesar OPEC – ingin tetap menahan produksi di tengah tanda-tanda goyahnya pertumbuhan ekonomi, menurut pernyataan dalam beberapa hari terakhir.

“Hal tersebut dan laporan bullish EIA mulai mengurangi ketidakpastian untuk pasar minyak, mungkin yang terbesar adalah ke mana permintaan akan bergerak," kata Rob Thummel, direktur pelaksana di Tortoise, seperti dikutip Bloomberg.

Minyak telah tergelincir sekitar 19 persen sejak akhir April karena konflik perdagangan yang berkepanjangan melemahkan kepercayaan investor. Ketegangan di Timur Tengah, termasuk serangan roket terbaru di dekat kamp pekerja Exxon Mobil Corp di Irak selatan, meningkatkan ketidakpastian pasar.

Pembicaraan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia terus memiliki pengaruh besar di pasar. Presiden A.S. Donald Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa ia memiliki percakapan telepon yang “sangat bagus” dengan Presiden China Xi Jinping.

Kedua pemimpin akan mengadakan di KTT G20 di Osaka pada 28-29 Juni. Trump telah berulang kali mengancam meningkatkan tarif jika Xi menolak kesempatan untuk berbicara.

Bob Yawger, direktur berjangka di Mizuho Securities USA, mengatakan setelah pembicaraan gagal beberapa pekan lalu, beberapa investor masih bersikap skeptis.

"Ada banyak orang di luar sana yang mengatakan: Tentu mereka akan mengadakan pembicaraan di G20. Apa yang akan dilakukan? '' Katanya.

Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Juli 2019
TanggalHarga (US$/barel)Perubahan

19/6/2019

53,76

-0,14 poin

18/6/2019

53,90

+1,97 poin

17/6/2019

51,93

-0,58 poin

Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Agustus 2019
TanggalHarga (US$/barel)Perubahan

19/6/2019

61,82

-0,32 poin

18/6/2019

62,14

+1,20 poin

17/6/2019

60,93

-1,08 poin

 Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper