Bisnis.com, JAKARTA—Direktur Utama Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Wahyu Trenggono mengatakan, yield Indonesia yang masih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain dengan kelas rating yang setara sebenarnya dipengaruhi oleh banyak faktor.
Namun, kata dia, ada satu faktor dominan yang perlu mendapatkan perhatian khusus, yakni NIM (Net interest margin) Perbankan Indonesia yang masih tinggi dibanding negara-negara tersebut.
Dia pun membandingkan NIM antara Indonesia, India, dan Philipina yang ketiganya memiliki kelas rating yang kurang lebih setara. Secara berurutan masing-masing memiliki NIM 5%, 3%, dan 3,5%.
Dia menjelaskan dengan NIM, sebagai komponen biaya operasional Bank, menjadi salah satu komponen utama dalam penentuan tingkat bunga Bank. Tak mengherankan pula tingkat bunga tabungan/deposito di perbankan Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan.
NIM yangg lebih tinggi dibandingkan dengan India dan Philipina tersebut menunjukan bahwa tingkat efisiensi operasional perbankan masih harus ditingkatkan agar bisa lebih ditekan.
"Karena tingkat bunga perbankan sudah lebih tinggi daripada negara-negara tadi. Maka tidak heran tingkat Yield obligasi juga otomatis terdongkrak lebih tinggi dibanding India dan Philipina,” jelasnya